ROLE OF STAKEHOLDERS IN THE IMPLEMENTATION OF CONSERVATION VILLAGE MODEL IN MOUNT RINJANI NATIONAL PARK
Abstract
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Asikin M, 2001. Stakeholders: Participation in SME Policy Design and Implementation., Jakarta Indonesia: ADB technical assistance SME development.
Balai Taman Nasional Gunung Rinjani, 2014. Laporan Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Model Desa Konservasi di Desa Santong., Mataram Indonesia.
Borrini Feyerabend G, 2000. Co-management of Natural Resources: Organising, Negotiating and Learning by Doing, Yaounde Cameroon: IUCN.
Bungin, B., 2007. Penelitian Kualitatif : Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial, Jakarta (ID): Kencana Prenama Media Group.
Conley A, M.M., 2003. Evaluating collaborative natural resource management. Society and Natural Resources . , 16, pp.371–386.
Departemen Kehutanan Republik Indonesia, 2009. Laporan Pelaksanan Model Desa Konservasi tahun 2009, Jakarta (ID).
Effendi AD, Barkey RA, Jamil MH, 2014. Strategi Pengembangan Program Pemberdayaan Masyarakat Pada Model Desa Konservasi Di Taman Nasional Taka Bonerate. Jurnal Sains & Teknologi, 14(2), pp.151–161.
Febriyano IG, 2014. Politik ekologi pengelolaan mangrove di kabupaten pesawaran provinsi Lampung. Institut Pertanian Bogor.
Forest Watch Indonesia, 2011. Potret Keadaan Hutan Indonesia Periode Tahun 2000 – 2009 Edisi Pert., Bogor Indonesia: Forest Watch Indonesia.
Forest Watch Indonesia, 2014. Potret Keadaan Hutan Indonesia Periode Tahun 2009 – 2013., Bogor Indonesia: Forest Watch Indonesia.
Garjita IP, susilowati I, S.T., 2014. Strategi Pemberdayaan Masyarakat Kelompok Tani Hutan Ngudi Makmur Di Sekitar Kawasan Taman Nasional Gunung Merapi. Jurnal Ekosains, VI(1).
Herawati, T. et al., 2010. Analisis Respon Pemangku Kepentingan Di Daerah Terhadap Kebijakan Hutan Tanaman Rakyat. Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan. Pusat Penelitian Sosek dan Kebijakan Kehutanan. Bogor, Vol. 7(1), pp.13–25.
International Union for Conservation of Nature, 2003. Guidelines for Management Planning of Protected Area L. T. and J. Middleton, ed., Gland - Switzerland, and Cambridge - UK: IUCN - The World Conservation Union.
Kartodihardjo, H., 2006. Ekonomi dan Institusi Pengelolaan Hutan, Bogor Indonesia: Institute for Development Economics of Agronomic and Rural Areas.
Kasper W, S.M., 1998. Institutional economics: social order and public policy, Cheltenham (UK): Edward Elgar.
Kementerian Kehutanan, 2013. Peraturan Menteri Kehutanan No 29 Tahun 2013 Tentang Pedoman Pendampingan Pembangunan Kehutanan., Jakarta (ID): Kementerian Kehutanan.
Kementerian Kehutanan, 2014. Peraturan Menteri Kehutanan No 85 Tahun 2014 Tentang Tata Cara Kerjasama Penyelenggaraan Kawasan Pelestarian Alam dan Kawasan Suaka Alam, Jakarta (ID): Kementerian Kehutanan.
Mulyana, D., 2006. Metode Penelitian Kualitatif, Bandung (ID): PT Remaja Rosdakarya.
Nugroho B, Sukardi D, W.B., 2012. Studi dan Analisis Peraturan Perundangan Terkait dengan Pengelolaan pada Hutan, Hutan Berbasis Karbon, Penyerapan Karbon, Stok Karbon, dan Produk Ramah Lingkungan, Jakarta Indonesia.
Ostrom, E. (2005). Understanding institutional diversity. Princenton, New Jersey: Princenton University Press.
Pratidna G. (2014). Implementasi kebijakan model kampung konservasi taman nasional. Jurnal Ilmu Administrasi Negara, 12(4), 256–266.
Puspitojati, T., Darusman, D., Tarumingkeng, R. C., & Purnama, B. (2012). Preferensi pemangku kepentingan dalam pengelolaan hutan produksi: Studi kasus di kesatuan pemangkuan hutan Bogor. Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan, 9(3), 190–204.
Reed, S.M., Graves, A., Dandy. N., Posthumus, H., Huback, K., Morris, J., Prell, C.H., Quin, C.H., Stringer, L.C. (2009). Who’s in and why? A typology of stakeholder analysis methods for natural resources management. Journal of Environmental Management, 90(16), 1933–1949
Roslinda, E., Darusman, D., Suharjito, D., & Nurrochmat, D.R. (2012). Analisis pemangku kepentingan dalam pengelolaan Taman Nasional Danau Sentarum Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. Manajemen Hutan Tropika, XVIII(2), 78–85. https://doi. org/10.7226/jtfm.18.2.78
Sari, N., Noor, I., & Prasetyo, W.Y. (2014). Pengembangan kapasitas kelembagaan
pemerintah daerah dalam meningkatkan kualitas pelayanan perizinan terpadu (Studi pada Kantor Pelayanan dan Perizinan Terpadu Kabupaten Kediri). Jurnal Administrasi Publik (JAP), 2(4), 634–640.
Schmid AA. (2004). Conflict and coorperation; Institutional and behavioral economics. New York: Willey-Blackwell.
Sepriyanto YD, Arkanudin, S. (2012). Pemberdayaan masyarakat di sekitar Balai Taman Nasional Gunung Palung Kecamatan Sukadana Kabupaten Kayong Utara: Studi kasus Desa Gunung Sembilan. PMIS-UNTAN Jurnal Tesis, 1–11.
Massiri, S.D. (2016). Keberlanjutan institusi kesepakatan konservasi masyarakat di Taman Nasional Lore Lindu Provinsi Sulawesi Tengah. (Disertasi). Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Suporahardjo. (2005). Manajemen kolaborasi. Bogor: Pustaka latin.
Winara, A., & Mukhtar, A. S. (2011). Potensi kolaborasi dalam pengelolaan Taman Nasional Teluk Cenderawasih di Papua. Penelitian Hutan dan Konservasi Alam, 8(3), 217–226.
Wollenberg, E., Edmunds, D., Buck, L., Fox, J., & Brodt, S. (2005). Pembelajaran sosial dalam pengelolaan hutan komunitas. (Terjemahan oleh Suporahardjo). Bogor: Pustaka latin.
Wulandari, W., & Sumarti, T. (2011). Implementasi manajemen kolaboratif dalam pengelolaan ekowisata berbasis masyarakat. Jurnal Transdisiplin Sosiologi, Komunikasi dan Ekologi Manusia, 5(1), 32–50.
DOI: https://doi.org/10.20886/jakk.2017.14.1.47-59
Copyright (c) 2017 Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.