PERLAKUAN RESIN PADA KAYU KELAPA (Cocos nucifera)
Abstract
Kayu kelapa telah digunakan secara efektif sebagai substitusi kayu konvensional terutama dalam penggunaannya sebagai komponen bangunan, mebel dan barang kerajinan. Material kayu ini telah menjadi komoditi ekspor produk perkayuan Indonesia ke manca Negara. Namun demikian, pertumbuhan volume ekspornya terhambat oleh adanya keluhan importir terhadap rendahnya stabilitas dimensi pada produk kayu kelapa. Dalam penelitian ini dilakukan penentuan stabilitas dimensi pada kayu kelapa melalui pengukuran sifat penyerapan air dan pengembangan radial yang terjadi selama proses perendaman dalam air. Contoh uji kayu kelapa dibedakan secara acak ke dalam tiga kelompok menurut tingkat kerapatan, yaitu tinggi, sedang dan rendah. Perlakuan dengan penggunaan tiga jenis resin organik untuk menguji penyempurnaan stabilitas dimensi pada kayu kelapa dilakukan dengan metode vakum-tekan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kayu kelapa memiliki sifat penyerapan air (higroskopis) yang relatif tinggi dibandingkan dengan kayu biasa. Sifat ini beragam menurut tingkat kerapatan pada kayu tersebut. Kayu kelapa dengan kerapatan rendah bersifat lebih higroskopis daripada kayu kelapa berkerapatan lebih tinggi. Akan tetapi, sifat pengembangan radial (transversal) pada kayu kelapa berbanding terbalik terhadap kerapatan kayu. Kayu kelapa dengan kerapatan lebih tinggi mengalami pengembangan dimensi lebih besar daripada kayu kelapa yang berkerapatan lebih rendah. Sifat penyerapan air dan pengembangan radial pada kayu kelapa berlangsung secara cepat pada proses rendaman dalam air. Pada awal proses rendaman kayu kelapa memiliki kecepatan tinggi dalam penyerapan air dan mengalami pengembangan radial lebih dari sepuluh kali dari kayu biasa, seperti jati, bangkirai dan mangium.
Perlakuan resin pada kayu kelapa mampu mengurangi sifat higroskopis dan perubahan dimensi sehingga kedua karakteristik pada kayu tersebut serupa dengan kayu biasa. Efektifitas perlakuan resin terhadap sifat higroskopis dan pengembangan radial pada kayu kelapa dipengaruhi oleh faktor jenis resin, kerapatan dan lama waktu perendaman. Secara umum resin 2 lebih baik daripada resin 3 dan resin 1, sementara resin 3 lebih baik daripada resin 1. Selain itu efektifitas perlakuan resin lebih besar pengaruhnya pada kayu kelapa berkerapatan tinggi dibandingkan dengan kayu kelapa dengan kerapatan lebih rendah. Efektivitas perlakuan resin mengalami penurunan sejalan dengan pertambahan waktu rendaman kayu kelapa dalam air.
Keywords
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Anonim. 1998. Statistik perkebunan. Direktorat Jenderal Perkebunan. Jakarta.
Balfas, J. 1995. Beberapa aspek teknologi pada kayu basil pengembangan hutan tanaman industri (HTI) di Indonesia. Seminar Hasil Penelitian Balai Penelitian Kehutanan Pernatang Siantar, tanggal 27-29 Nopember 199 5 di Prapat. Hlm. 3 7-48. Balai Penelitian Kehutanan Pernatang Siantar.
, 2000. Penyempurnaan sifat kayu dengan perlakuan modifikasi JRP-2. Prosiding Lokakarya Penelitian Hasil Hutan, tanggal 7 Desember 2000 di Bogor. Hlm. 325-340. Pusat Penelitian Hasil Hutan, Bogor.
Fruhwald, A. Rolf D.P. and Matthias S. 1992. Utilization of coconut timber. Deutsche Gesellschaft fur Technische Zasammenarbeit (GTZ) GmbH. Hamburgh.
Killmann, W. and D. Fink. 1996. Coconut palm stem processing. Protrade. Eschborn.
Malik, J. dan J. Balfas. 2002. Modifikasi kayu mangium (Acacia mangium Wild.) dan untuk penggunaan eksterior dibandingkan dengan kayu jati dan bangkirai. Prosiding Seminar Hasil Penelitian Teknologi Hasil Hutan. tanggal 19 Desember di Bogor. Hlm. 137-141. Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Hasil Hutan. Bogor.
DOI: https://doi.org/10.20886/jphh.2007.25.2.108-118
Refbacks
- There are currently no refbacks.
JURNAL PENELITIAN HASIL HUTAN INDEXED BY:
Copyright © 2015 | Jurnal Penelitian Hasil Hutan (JPHH, Journal of Forest Products Research)
eISSN : 2442-8957 pISSN : 0216-4329
JPHH is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.