TRADISI PELESTARIAN HUTAN MASYARAKAT ADAT TAU TAA VANA DI TOJO UNA-UNA SULAWESI TENGAH
Sari
Kata Kunci
Teks Lengkap:
pdfReferensi
Agoes, A. & Jacob, T. (1984). Antropologi kesehatan. Jakarta: EGC.
Astutik, S. (2013). Koleksi flora hutan Tojo Una-Una. Dalam M.A. Humaedi, Ekspedisi menuju Tuhan II: sakit dan penyakit dalam konsepsi Masyarakat Tau Taa Vana (in press). Yogyakarta: Valia Press.
Atkinson, D.T. (1958). Magic, myth, and medicine. New York: Fawcett.
Atkinson, J.M. (1989). Agama dan Suku Wana di Sulawesi Tengah. Dalam M. Dove (Ed.), Peranan kebudayaan tradisional Indonesia dalam
modernisasi. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Bappeda Kabupaten Tojo Una-Una. (2007). Profil Tojo Una-Una 2007.
Ampana: Gempita.
Bennet, J.W. (1996). The ecological transition: cultural anthropology and
human adaptation. New York: Pergamon Press.
Bourdieu, P. (1997). The field of cultural production: essays on art and literature Pierre Bourdieu. Columbia: Columbia University Press.
Camang, N. (2002). Tau Taa Wana Bulang: bergerak untuk berdaya. Jakarta: Yayasan Merah Putih dan Regenskogsfondet Indonesia.
David, L. (1977). Culture, diseases, and healing: studies in medical anthropology. New York: Mc Millan Publishing.
Departemen Pariwisata. (2008). Peta Pariwisata Sulawesi Tengah. Palu:Bappeda Propinsi Sulawesi Tengah.
Departemen Sosial. (2003). Pengkajian calon lokasi permukiman komunitas adat terpencil (KAT) Suku Wana di lokasi Mpoa, Desa Bulan Jaya, Kecamatan Ampana Tete, Kabupaten Poso, Provinsi Sulawesi Tengah (Hasil pengkajian). Palu: TIM PCLP Dinas Kesejahteraan Sosial Sulawesi Tengah.
Departemen Sosial. (2010). Data program pemberdayaan komunitas adat terpencil (Pekat). Jakarta: Tim Pekat.
Direktorat Sejarah dan Seni Tradisional. (1992). Seni budaya masyarakat di Sulawesi Tengah. Jakarta: Proyek Dokumentasi Sejarah dan Seni Tradisional.
Dumatubun, A.E. (2002). Kebudayaan, kesehatan orang Papua dalam perspektif antropologi kesehatan. Antropologi Papua, 1(1), 2-15.
Foster, G.M. (1969). Applied anthropology. Boston: Little Brow.
Grimes, B. (1996). Ethnologue Sulawesi, part of ethnologue. New York:
Summer Institute of Linguistic, Inc.
Hidayat, H., Haba, J., & Siburian, R. (2006). Politik ekologi: pengelolaan
taman nasional era otda. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Humaedi, M.A. (2010). Ketika garam terasa tidak lagi gurih, mie dan emas dikejar: ketahanan budaya dalam gelombang modernitas pada masyarakat Tau Taa Wana di Dataran Tinggi Sulawesi Tengah. Dalam M.A. Humaedi (ed), Etnisitas dan pandangan hidup komunitas suku bangsa di Indonesia. Jakarta: LIPI Press.
Humaedi, M.A. (2011). Ekspedisi menuju Tuhan I: konsep sehat dan praktik pengobatan Tau Taa Wana. Yogyakarta: Valia Press.
Humaedi, M.A. (2012). Pengakuan hak-hak kewarganegaraan Komunitas
Adat Terpencil Tau Taa Vana di pedalaman hutan Tojo Una-Una Sulawesi
Tengah. Jurnal Kajian IX(3), 27-45.
Humaedi, M.A. (2013). Ekspedisi menuju Tuhan II: sakit dan penyakit dalam konsepsi Masyarakat Tau Taa Vana (in press). Yogyakarta: Valia Press.
Kementerian Kehutanan. (2012). Statistik kehutanan Indonesia. Jakarta: Kementerian Kehutanan.
Keputusan Menteri Kehutanan No. 37/Kpts-VII/1986 tentang Pengesahan
Cagar Alam Morowali Sulawesi Tengah. Jakarta: Sekretariat Jenderal.
Kleden, I. (1986). Thick description: monografi kebudayaan. Jakarta:
LP3ES.
Lombard, D. (2005). Nusa Jawa: silang budaya. (W.P. Arifin, terj.). Forum Jakarta Paris, dan École française d’Éxtrême Orient. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
McElroy, A. & Townsend, P.K. (1979). Medical anthropology in ecological prespective. Massachusetts: Duxbury Press.
Pusat Informasi KAT. (2001). Pusat data pemberdayaan komunitas adat terpencil. Diakses 11 November 2011 dari http://www.katcenter. Info /detail_artikel.php?id_ar =60.
Spradley, J.P. (1979). The ethnographic interview. New York: Holt & Winston.
Tampubolon, M.H.R. (2006). Sanksi pidana adat Masyarakat Adat Tau Taa Wana dan kontribusinya dalam pembaharuan hukum pidana Indonesia. (Tesis). Fakultas Hukum Universitas Tadulako, Palu.
Tumanggor, R. (2008). Sistem kepercayaan dan pengobatan tradisional masyarakat Barus Sumatera Utara. Jakarta: Gemilang.
Undang Undang No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan. Jakarta: Kementerian Kehutanan.
Undang-Undang No. 6 Tahun 1963 tentang Kefarmasian dan Pengawasan Obat di Indonesia.
Vermeulen, S. & Koziell, I. (2002). Integrating global and local biodiversity values: a review of biodiversity assessment. London: International Institute for Environment and Development.
WWF. (tanpa tahun). My baby tree. Diakses 4 Maret 2013 dari www.wwf.or .id/cara_ anda_membantu/bertindak _sekarang.
Yayasan Merah Putih. (2007). Hutan dalam pandangan Orang Wana. Silo VI(2), 6-14.
DOI: https://doi.org/10.20886/jphka.2014.11.1.91-111
##submission.copyrightStatement##
##submission.license.cc.by-nc4.footer##
JURNAL PENELITIAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM INDEXED BY:
Copyright of Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam (JPHKA)
eISSN : 2540-9689, pISSN : 0216-0439
JPHKA is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.