PENGARUH INOKULASI FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT SUREN (Toona sureni Merr) DALAM MENUNJANG KEBERHASILAN KONSERVASI EX- SITU
Sari
Toona sureni Merr umumnya ditanam oleh para petani sebagai hutan rakyat dan hutan kemasyarakatan (agroforestry). Kayunya dapat digunakan sebagai lemari yang berkualitas, furnitur, panel, ukiran, alat
musik, bok cerutu dan vinir. Tingginya laju pemanfaatan kayu dan nir kayu akan menimbulkan permasalahan yang berakibat pada terjadinya kelangkaan dan mendorong terjadinya erosi genetik. Untuk itu konservasi exsitu perlu mendapat perhatian terutama dalam penyediaan bibit unggul dan menjaga keragaman genetiknya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi tentang besarnya pengaruh inokulasi fungi mikoriza arbuskula terhadap pertumbuhan bibit T. sureni umur tiga bulan di persemaian. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap dengan tiga perlakuan yaitu Glomus sp1., Glomus sp2. dan kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa inokulasi Glomus sp1. dan Glomus sp2. dapat meningkatkan pertumbuhan tinggi, diameter, berat kering akar, berat kering pucuk dan berat kering total berturut-turut sebesar 27, 16, 46, 108, 89% dan 6, 3, 36, 96, 77% dibandingkan dengan kontrol
Kata Kunci
Teks Lengkap:
pdfReferensi
Anonim. (2014). Konservasi tanaman suren (Toona sureni Merr). Balai
Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan. Diakses pada tanggal 10 November 2014 di www.biotifor.or.id
Brundrett M, Bougher, N., Dell, B., Grove, T., Maljczuk, N. (1996). Working with mycorrhiza in forestry and agriculture. ACIAR. Canbera.374 p.
Dinata A. (2005). Tanaman sebagai pengusir nyamuk.http://radar sukabumi.com/?p=33730. Diakses pada tangal 3 April 2013.
Entry J. A., Rygiewiczb, P. T., Watrudb, L. S., Donnelly, P. K.(2002).Influence of adverse soil conditions on the formation and function of Arbuscular mycorrhizas. Adv. Env. Res., 7, 123-138.
Ghosh S. & Verma, N. K. (2006). Growth and mycorrhizal dependency of Acacia mangium Willd. Inoculation with three vesicular arbuscular mycorrhizal fungi in lateritic soil. New Forest, 31, 75-81.
Giovannetti M, & Mosse, B. (1980). An evaluation of techniques for measuring vesicular-arbuscular mycorrhizal infection in roots. New Phytol., 84, 489-500.
Habte M. (2003). Mycorrhizal fungi and plant nutrition. Plant Nutrition
Management in Hawaii’s Soils, Approaches for Tropical and Subtropical Agriculture (Editor. J.A. Silva and R. Uchida).
Hattingh M. J., Gray, L. F., Gerdermann, J. W. (1973). Uptake and translocation of 32 P labelled phosphate to onion roots by endomycorrhizal
fungi. Soil Sci., 116, 383-387.
Irawan, S. A. (2013). Personal communication: experimental design. Mahasiswa Pasca Sarjana IPB pada Bidang Statistika.
Irianto, R. S. B. (2009). The effect of arbuscular mycorrhizal fungi and
slow release fertilizer on the growth of Alstonia scholaris fungi mikoriza arbuskular terhadap the nursery. J. For. Res., 6 (2), 139147.
Irianto, R. S. B. (2014). Efektifitas fungi mikoriza arbuskular terhadap pertumbuhan kihiyang (Albizia procera) di persemaian dan lapang. In
progress.
Janos D. P. (2007). Plant responsiveness to mycorrhiza differs from dependence upon mycorrhizas. Mycorrhiza, 17, 75-91.
Jayusman, Fiani, A., Manik, W. S. (2008). Variasi pertumbuhan beberapa
populasi tanaman surian (Toona sinensis Roem) di plot konservasi ex-situ. Dalam Prosiding Ekpose Hasil-hasil Penelitian: Peran Penelitian dalam
Pelestarian dan Pemanfaatan Potensi Sumberdaya Hutan di Sumbagut.
Medan, 3 Desember 2008.
Jayusman, Komala, Harahap, R. M. S. (2007). Pemuliaaan jenis surian
(Toona sinensis Roem): strategi dan sintesa hasil yang telah dicapai.
Dalam Prosiding Ekspose Hasil-hasil Penelitian, Peran Penelitian dan
Pengembangan Kehutanan dalam Mendukung Rehabilitasi dan Konservasi
Kawasan Hutan di Sumbagut. Medan, 12 November 2001.
Kurniaty R. & Damayanti, R. U. (2011). Penggunaan mikoriza dan pupuk
dalam pertumbuhan bibit mimba dan suren (Toona sureni Merr) umur 5 bulan. Jurnal Penelitian Hutan Tanaman, 8 (4), 207-214
Li M., Liu, R. J., Li, X. L. (2004). Influence of arbuscular mycorrhizal
fungi on growth and fusarium wilt disease of water melon grown in
the field. In Li M., R. Liu, P. Christie, X. Li. 2005. Influence of three arbuscular mycorrhizal fungi and phosphorus on growth and nutrient status of taro. Communication in Soil Science and Plant Analysis, 36,
-2396.
Li M., Meng, X. X. Jiang J., Jiang, Q., Liu, R. J. (2000). A preliminary
study on relationship beetween arbuscular mycorrhizal fungi and fusarium
wilt of watermelon. In. Li M., Liu, R., Christie, P., Li. X. 2005. Influence of three arbuscular mycorrhizal fungi and phosphorus on growth and nutrient status of taro. Communication in Soil Science and Plant Analysis, 36, 2383-2396.
Li M., Liu, R., Christie, P., Li. X. (2005). Influence of three arbuscular
mycorrhizal fungi and phosphorus on growth and nutrient status of taro. Communication in Soil Science and Plant Analysis, 36, 2383-2396.
Linderman, R. G., (1994). Role of VAM in biocontrol. In mycorrhizae and
plant health (ed. F. L. Pfleger and R. G. Linderman). The American Phytopathological Society. p 1-26.
Marschner H, Dell B.b (1994) Nutrient uptake in mycorrhizal symbiosis.
Plant Soil, 159, 89-102.
Newman M. F., Burgess P.F., Whitemore TC. (1999). Pedoman identifikasi
pohon-pohon di Pulau Kalimantan. Bogor, Prosea Indonesia.
Plenchette C., & Duponnois, R. (2005). Growth response of the Saltbush
Atriplex nummularia L. to inoculation with the arbuscular mycorrhizal
fungus glomus intraradices. Journal of Arid Environments, 61, 535-540.
Rhodes L. H. & Gendermann, J. W. (1975). Phosphorus uptake zones
of mycorrhizal and non-mycorrhizal onions. New Phytol., 75, 555-561.
Sainz M. J. Taboada-Castro M. T., Vilarino. (1998). Growth, mineral
nutrition and mycorrhizal colonization of red clover and cucumber plants grown in a soil amended with composted urban wastes. Plant Soil, 205, 85-92.
Sall J., Creighton, L., Lehman, A. (2005). JMP start statistic 2 nd. A
guide to statistics and data analysis using JMP and JMP IN software.
Sangat HM, Zuhud EAM, Damayanti EK. (2000). Kamus penyakit dan
tumbuhan obat Indonesia (Etnofitomedika). Jakarta: Pustaka Populer
Obor.
Setiadi, Y., (1999). Status penelitian dan pemanfaatan cendawan mikoriza
arbuskula dan rhizobium untuk merehabilitasi lahan terdegradasi.
Seminar Nasional Mikoriza I, 1516 November 1999.
Siddiqui Z. A. & Pichtel, J. (2008). Mycorrhizae: an overview. In mycorrhizae:sustainable agriculture and forestry. Eds: Ziddiqui. p 1-36.
Sieverding, E., (1991). Vesicular-arbuscular mycorrhiza management in
tropical agrosystem. GTZ.
Siregar, C. A. (2013). Personal communication:experimental design. Peneliti Utama (Prof. Research) pada Bidang Tanah di Pusat Litbang Konservasi dan Rehabilitasi, Kementerian Kehutanan, Bogor.
Smith SE, Smith FA, Jakobsen, I. (2004). Functional diversity in arbuscular
mycorrhizal (AM) symbioses: the contribution of the mycorrhizal uptake pathway is not correlated with mycorrhizal responses in growth or total P uptake. New Phytol., 162, 511-524
Sudrajat, D. J., Megawati, Kartiana, E. R. (2007). Penentuan metode pengujian kadar air, berat 1.000 butir dan perkecambahan benih suren
(Toona sureni (Blume) Merr). Jurnal Penelitian Hutan Tanaman, 4 (3), 151-164.
DOI: https://doi.org/10.20886/jphka.2014.11.3.315-323
##submission.copyrightStatement##
JURNAL PENELITIAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM INDEXED BY:
Copyright of Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam (JPHKA)
eISSN : 2540-9689, pISSN : 0216-0439
JPHKA is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.