PENGARUH JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DIAMETER Shorea parvifolia Dyer.

Mawazin Mawazin, Hendi Suhaendi

Sari


Usaha untuk meningkatkan produktivitas tanaman dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: jarak tanam, intensitas cahaya, dan jenis tanaman. Penanaman jenis unggul dengan jarak tanam yang tepat dan sesuai dengan lingkungannya sangat menentukan keberhasilan penanaman. Shorea parvifolia Dyer. tergolong famili Dipterocarpaceae yang menjadi andalan hutan alam karena mempunyai nilai ekonomi yang signifikan dan termasuk jenis yang tumbuh cepat. Pertumbuhan S. parvifolia yang masih muda cenderung memerlukan naungan, sehingga untuk pertumbuhan awal lebih baik dengan jarak tanam yang rapat, tetapi untuk perkembangan selanjutnya jarak tanam yang lebar memberikan pertumbuhan yang lebih baik. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi besarnya pengaruh jarak tanam yang tepat terhadap pertumbuhan tanaman Shorea parvifolia Dyer. pada kawasan hutan terbuka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa S. parvifolia pada umur lima tahun, yang ditanam  dengan jarak tanam 1 m x 1 m; 1,5 m x 1,5 m; 2 m x 2 m; dan 3 m x 3 m, mempunyai diameter berturut-turut adalah 6,7 cm; 7,3 cm; 7,3 cm; dan 8,9 cm. Sedangkan riap diameter tanaman yang berumur satu tahun; dua tahun; tiga tahun; empat tahun; dan lima tahun, berturut-turut adalah 1,61 cm; 1,20 cm; 1,94 cm; 1,32 cm; dan 1,14 cm. Apabila riap ini dapat dipertahankan selama pertumbuhannya, maka 35 tahun yang akan datang diameter pohon akan mencapai 50,47 cm. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi tentang pengaruh jarak tanam yang tepat dalam rangka meningkatkan pertumbuhan S. parvifolia, sehingga dapat dijadikan dasar pertimbangan dalam pengelolaan hutan alam.


Kata Kunci


Dipterocarpaceae; pertumbuhan; pengelolaan

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Alder, D. 1983. Growth and Yield of Mixed Tropocal Forest. Part 2. Forecasting Techniques. FAO. Ox ford.

Anonimous. 1975. Pengenalan Jenis-jenis Pohon Ekspor Serie Ke VI. Laporan No. 212. Lembaga Penelitian Hutan. Bogor.

Ashton, P.S. 1981. Dipterocarpaceae Spermatophyta. Flowering Plant Vol. 9 Part 2.

Curry, G.M. 1969. Phototropism. Physiology of Plant Growth and Development. McGraw-Hill Book Company, Inc. London.

Fujimori, T. 2001. Ecological and Silvicultural Strategis for Sustainable Forest Management. Paris. Shannon. Tokyo. p. 121-161. Hendromono dan

N. Hajib. 2001. Prospek Pembangunan Hutan dan Pemanfaatan Kayu Jenis Khaya, Mahoni, dan Meranti. Prosiding Ekspose Hasil-Hasil Penelitian Pengembangan Jenis Tanaman Potensial (Khaya, Mahoni, dan Meranti) Untuk Pembangunan Hutan Tanaman. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan dan Konservasi Alam. Bogor.

Kosasih, A.S. dan R. Bogidarmanti. 2005. Pertumbuhan Tiga Jenis Meranti (Shorea spp.) Dalam Rangka Konservasi Ex-Situ di Hutan Penelitian

Haurbentes, Bogor. Info Hutan II (2) : 75-80. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan dan Konservasi Alam. Bogor.

Leppe, D. dan M. Noor. 1992. Uji Coba Jenis dan Jarak Tanam Tiga Jenis Meranti. Jurnal Penelitian Hutan Tropika Samarinda. Wanatrop 6(1). Balai Penelitian Kehutanan Samarinda.

Marsono, D., S. Sastrosumarto, dan H.B. Soewarno. 1990. Riap dan Sebaran Diameter Pohon pada Tegakan Tinggal TPI Setelah Pemeliharaan di PT. STUD Jambi. Buletin Kehutanan 6(1): 37-348. Balai Penelitian Kehutanan Pematang Siantar.

Masano. 1984. Pengaruh Sistem Penanaman dan Jarak Tanam Terhadap Pertumbuhan P. merkusii, E. deglupta dan E. alba di Padang Alang-alang Kemampo, Sumatera Selatan. Laporan No. 452. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan. Bogor.

Mayer, B.S. and D.B. Anderson. 1953. Plant Physiology. Van Nostrand Company, Inc. London. 756 pp.

Mindawati, N., M. Hesti Lestari Tata, Ika Heriansyah, Rina Bogidarmanti, Yeti Heryati dan A. Syaffari K. 2005. Pengaruh Lebar Jalur Bersih Terhadap Pertumbuhan Jenis Meranti Merah Penghasil Tengkawang (S. stenoptera dan S. mecistopte- ryx) di Hutan Penelitian Haurbentes, Bogor.

Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam II(2): 167-174. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan dan Konservasi Alam. Bogor.

Pratiwi dan Y. Djafarsidik. 1988. Pengenalan Jenis Anakan Dipterocarpaceae di Hutan Kintap, Kalimantan Selatan.

Buletin Penelitian Hutan 498: 23-43. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan. Bogor.

Renden, R., M. Kiding A., dan Suhartati. 2006. Kombinasi Permudaan Alam Agathis dammara (Lambert) L.C. Rich. Dengan Tanaman Theobroma Cacao Linn. Pada Lahan Kurang Produktif di Malili, Sulawesi Selatan.

Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam III (3). Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan dan Konservasi Alam. Bogor.

Samsoedin, I. 2006. Dinamika Luas Bidang Dasar pada Hutan Bekas Tebangan di Kalimantan Timur.

Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam III (3). Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan dan Konservasi Alam. Bogor.

Schmidt, F.H. and J.H.A. Ferguson. 1951. Rainfall Types Based on Wet and Dry Period Ratios for Indonesia with Western New Guinea.

Verhand. No. 42. Kementerian Perhubungan Djawatan Meteorologi Dan Geofisika. Jakarta.

Wilde, S.A. 1965. Growth of Wisconsin Coniferous Plantation in Relation to Soils. Research Bulletin No. 262. University of Wisconsin. Madison.

Whitmore, T.C. 1984. Tropical Rain Forests of The Far East, 2 nd Edition. Oxford Science Publications. Clarendon Press, Oxford. pp. 352.




DOI: https://doi.org/10.20886/jphka.2008.5.4.381-388

##submission.copyrightStatement##



JURNAL PENELITIAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM INDEXED BY:

More...

Copyright of Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam (JPHKA)

eISSN : 2540-9689, pISSN : 0216-0439 

JPHKA is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.