UJI COBA PENANAMAN DUABANGA (Duabanga moluccana Blume) DENGAN SISTEM TUMPANGSARI DI RARUNG, PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT UJI COBA PENANAMAN DUABANGA (Duabanga moluccana Blume) DENGAN SISTEM TUMPANGSARI DI RARUNG, PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
Sari
Duabanga (Duabanga moluccana Blume) merupakan hasil hutan kayu yang sangat penting di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) karena mempunyai produksi dan nilai ekonomi yang cukup tinggi, jenis pohon cepat tumbuh, daur pendek, dan merupakan jenis endemik di NTB. Dewasa ini populasinya sudah semakin menurun karena eksploitasi yang dilakukan secara terus-menerus tanpa perhitungan, illegal logging, dan keberhasilan regenerasi yang masih rendah, baik melalui pengayaan di kawasan hutan bekas tebangan dan pembuatan hutan tanaman. Oleh karena itu untuk pengembangan duabanga perlu dukungan teknologi penanaman. Paket teknologi penanaman. yang telah dihasilkan oleh Balai Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Bali dan Nusa Tenggara dalam skala kecil (riset) perlu diujicobakan dalam bentuk plot pengembangan yang lebih luas sebelum dipakai oleh pengguna. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi hasil uji coba paket teknologi penanaman duabanga dalam skala yang lebih luas dengan sistem tumpangsari. Metode uji coba menggunakan plot seluas lima ha. Penanaman duabanga dilakukan dengan menggunakan bibit umur enam bulan, jarak tanam 3 m x 3 m. Penanaman dilakukan dalam bentuk tiga plot model sistem tumpangsari antara lain padi ladang (Oryza sativa L.), jagung (Zea mays L.) sampai umur dua tahun, dan talas (Colocasia esculenta (L.) Schott) sampai umur lebih dari tiga tahun. Pemeliharaan tanaman meliputi pemupukan NPK 120 g/pohon yang dilakukan dua kali yaitu pada umur tiga bulan dan satu tahun. Penjarangan dilakukan dengan metode penjarangan bebas yaitu pada umur empat tahun (jarak tanam menjadi 6 m x 6 m) dan pada umur tujuh tahun (jarak tanam menjadi 6 m x 9 m). Hasil uji coba menunjukkan bahwa pertumbuhan tanaman duabanga pada umur 10 tahun setelah tanam
dinilai cukup baik, dengan pertumbuhan rata-rata tinggi 15,35 m, diameter 31,28 cm, dan produksi volume kayu 131,56 m3/ha. Pertumbuhan tegakan duabanga setelah penjarangan mengalami pertambahan riap tinggi, diameter, dan produksi kayu. Produksi kayu-kayu hasil penjarangan tahun ke-4 sebesar 3,47 m3/ha dan tahun ke-7 sebesar 48 m3/ha. Sedangkan hasil rata-rata produksi tanaman tumpang sari padi ladang 762,7 kg/ha, jagung 1.216,85 kg/ha, dan talas 752,25 kg/ha. Penanaman duabanga dengan sistem tumpangsari menurunkan kandungan C-organik, N, dan P sampai tahun ketiga dan meningkat pada tahun kelima dan ketujuh.
Kata Kunci
Teks Lengkap:
PDFReferensi
Alrasyid, H. 1991. Duabanga moluccana Bl. dan Sistem Permudaannya. Proceeding Seminar Sehari Pengenalan dan Pemecahan Permasalahan da- lam Pengelolaan Hutan Alam Duabanga moluccana Bl. PT. Veneer Products Indonesia. Jakarta.
Baker, T. S., J.A. Helms and T. W. Daniel. 1987. Prinsip-prinsip Silvikultur (Terjemahan). Edisi kedua. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Evans, J. 1982. Plantation Forestry in the Tropics. The English Language Book Society and Clarendon Press. Oxford.
Hardjowigeno. 1997. Ilmu Tanah. PT. Medyatama Sarana Perkasa. Jakarta. Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia, Jilid II. Yayasan Sarana Wanajaya. Jakarta.
Lemmens, R.H.M.J., I. Soerianegara and W. C. Wong. 1995. Plant Resources of South East Asia, Timber Trees, Minor Commercial Timbers
(2). PROSEA. Bogor. Indonesia. Manan, S. 1976. Silvikultur. Lembaga
Kerjasama. Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Martawijaya, A., I. Kartasujana, dan K. Kadir. 1989. Atlas Kayu Indonesia Jilid II. Departemen Kehutanan. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Bogor.
Perum Perhutani. 1997. Pedoman Pemeliharaan Penjarangan untuk Hutan Kemasyarakatan dan Hutan Tanaman Industri di NTB, NTT dan Timor Timur. Perum Perhutani. Jakarta.
Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat. 1993. Peta Tanah Provinsi Nusa Tenggara Barat. Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor.
P.T. Veneer Products Indonesia. 1991.
Pengalaman PT. Veneer Products Indonesia dalam Mengelola Hutan Alam Duabanga. Proceeding Semi-
nar Sehari Pengenalan dan Pemecahan Permasalahan dalam Pengelolaan Hutan Alam Duabanga moluccana Bl. PT. Veneer Products Indonesia. Jakarta.
Schmidt, F.G. and J. H. A. Ferguson. 1951. Rainfall Types Based on Wet and Dry Period Ratios for Indonesia with Western New Guinea.
Verhand. 42. Direktorat Meteorologi dan Geofisika. Djakarta.
Soekotjo. 1991. Beberapa Butir Permasalahan dalam Rangka Pembinaan Hutan Duabanga moluccana di Areal HPH PT. Veneer Products Indonesia. Proceeding Seminar Sehari Pengenalan dan Pemecahan Permasalahan dalam Pengelolaan Hutan Alam Duabanga moluccana Bl. PT. Veneer Products Indonesia. Jakarta.
Surata, I K. 1995. Laporan Kegiatan Penelitian Teknik Budidaya Duabanga (Duabanga moluccana Bl.) di Nusa Tenggara Barat. Balai Pene- litian Kehutanan Kupang. (Tidak dipublikasikan).
. 2001. Teknik Penanaman Duabanga (Duabanga moluccana Bl). Aisuli No. 12. Balai Penelitian Kehutanan Kupang.
Susila, I W. 2004. Metode Pendugaan Riap Duabanga (Duabanga moluccana Blume) di Nusa Tenggara Barat. Balai Penelitian Kehutanan Kupang. (Tidak dipublikasikan).
Van Steenis, C.G.G.J. 1951. Flora Malesiana. Seri 1. Vol. 4. Noordhoff N.V. Djakarta.
DOI: https://doi.org/10.20886/jphka.2007.4.4.365-376
##submission.copyrightStatement##
JURNAL PENELITIAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM INDEXED BY:
Copyright of Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam (JPHKA)
eISSN : 2540-9689, pISSN : 0216-0439
JPHKA is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.