PEMANFAATAN SUMBERDAYA HUTAN OLEH MASYARAKAT LOKAL DI TAMAN NASIONAL MERU BETIRI, JAWA TIMUR
Sari
Penelitian pola pengelolaan partisipatif antara masyarakat dengan Taman Nasional Meru Betiri (TNMB) dilakukan di tiga desa yaitu Desa Andongrejo, Desa Curahnongko, dan Desa Wonoasri. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan informasi tentang besarnya pemanfaatan hutan terutama kayu oleh rnasyarakat sekitar TNMB dan informasi mengenai jasa hutan yang dapat dimanfaatkan masyarakat. Untuk mendapatkan data primer dilakukan wawancara dengan penarikan contoh terhadap tiga angkatan kerja pada masyarakat di tiga desa sekitar taman nasional, dengan jumlah responden masing-rnasing desa sebanyak 40 orang (total 120 respondcn). Selain itu, dikumpulkan data sekunder dari berbagai laporan dan literatur. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa interaksi yang terjadi antara masyarakat desa Andongrejo, dcsa Curahnongko, dan desa Wonoasri dengan kawasan TNMB antara lain berbentuk pemanfaatan kayu untuk kayu bakar, bahan bangunan perumahan dan peralatan rumah tangga, serta pemanfaatan tumbuhan obat. Jenis hasil hutan yang paling banyak dimanfaatkan oleh rnasyarakat yaitu kayu bakar untuk memasak. Persepsi masyarakat terhadap keberadaan TNMB pada umumnya baru pada taraf pengetahuan fungsi dari taman nasional dan cara melestarikannya. Dari hasil penelitian yang diadakan di tiga desa, Desa Andongrejo memiliki persepsi yang paling tinggi yaitu sebesar 77,5 %, diikuti Desa Curahnongko 70%, dan Desa Wonoasri sebesar 65 %.
Kata Kunci
Teks Lengkap:
PDFReferensi
Alikodra, H.S. 1987. Manfaat taman nasional bagi masyarakat di sekitarnya. Media Konservasi I(3):13-20.
Balai Taman Nasional Meru Betiri. 2002. ldentifikasi dan inventarisasi tanarnan obat di Taman Nasional Meru Betiri. Jernber.
Biro Pusat Statistik, 2004. Laporan perekonomian Indonesia 2003. BPS. Jakarta.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 1988. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Depdikbud. Jakarta.
Kartasubrata, J. 1986. Partisipasi rakyat dalam pengelolaan dan pernanfaatan hutan di Jawa. Fakultas Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor.
Keputusan Menteri Kehutanan No. 277/ Kpts/DJ-V /1997 tanggal 23 Mei 1997. Tentang Pcnetapan Calon Taman Nasional Meru Betiri menjadi Taman Nasional Meru Betiri.
MacKinnon, J.K., MacKinnon, G. Child dan J. Thorsen. 1993. Pengelolaan kawasan yang dilindungi di daerah tropika. (Amir, 11.H., Penerjemah). Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Schmidt, F.H and J.H. Ferguson. 1951. Rainfall types based on wet and dry period ratios for Indonesia with Western New Guinea. Verhand. No 42. Kementerian Perhubungan Djawatan Meteorologi dan Geofisika. Jakarta.
Singarimbun, M. dan S. Effendi. 1987. Metode penelitian survai. LP3ES, Jakarta.
Suratmo, F.G. 1980. Pengertian dasar taman nasional. Sekolah Pasca Sarjana IPB. Bogor.
Wirosardjono, S. 1979. Partisipasi dan mobilisasi. LP3ES. Jakarta.
DOI: https://doi.org/10.20886/jphka.2006.3.3.297-308
##submission.copyrightStatement##
##submission.license.cc.by-nc4.footer##
JURNAL PENELITIAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM INDEXED BY:
Copyright of Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam (JPHKA)
eISSN : 2540-9689, pISSN : 0216-0439
JPHKA is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.