PREFERENSI DAN KONSUMSI PAKAN BERPROTEIN TINGGI PADA BURUNG PERKICI DORA (Trichoglossus ornatus Linne 1758) DALAM PENANGKARAN
Sari
Pakan merupakan salah satu faktor penting yang menentukan keberhasilan upaya penangkaran burung. Pakan utarna burung perkici dora (Trichogiossus ornatus Linne 1758) dihabitatnya adalah pollen dan nektar yang mengandung protein tinggi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui preferensi dan konsumsi pakan berprotein yang dibuat dari pakan alami yaitu pepaya dan pisang ambon dengan penambahan protein, serta dampak pemberian pakan terhadap berat badan burung perkici dora. Jenis pakan berprotein yang ditambahkan pada pakan alami adalah telur dengan kadar 10%, 15% dan 20% dari total pakan yang disajikan. Anahsis data dilakukan dengan menggunakan uji chi-square, t-paired sample rest, anova satu arah, dan uji Tukey. Hasil penelitian menunjukkan bahwa burung perkici dora yang dipelihara dalam kandang penangkaran mermliki preferensi dan konsumsi terhadap pakan berprotein tinggi, dengan urutan preferensi dan konsumsi pakan adalah pakan alami > pakan berkadar telur 20% > pakan berkadar telur 10% > pakan berkadar telur 15% Selain itu pemberian pakan berkadar protein tinggi secara signifikan berpengaruh pada kenaikan berat badan burung perkici dora.
Kata Kunci
Teks Lengkap:
PDFReferensi
Clark, P. tanpa tahun. Feeding the companion parrot. http://www. parrothouse. com/pamelac larck/feedingcompanion. html. Diakses tanggal 11 Nopember 2004.
Fowler, J. dan L. Cohen. 1986. Statistics for ornithologists. Second Edition. BTO Guide No. 22.
Hanafiah, K. A. 1993. Rancangan percobaan: Teori dan aplikasi. PT. Raja Grafindo Perkasa. Jakarta.
Holmes, D. dan K. Phillips. 1999. Burung-burung di Sulawesi. Birdlife International Indonesia Programme-LIPI. Jakarta.
Joseph Quantum Research lnstitut. 2004. Bee pollen the perfect food. http://www.altemativescentral.com/ bepollen.htm. Diakses tanggal 23 Oktober 2004.
Keputusan Menteri Pertanian No. 757/Kpts/Um/12/1979 tentang Jenis Satwa yang Dilindungi. Departemen Pertanian. Jakarta.
Kinnaird, M.F. 2002. Sulawesi Utara : Sebuah panduan sejarah alam. Yayasan Pengembangan Wallacea. Jakarta.
Krell, R. 1996. Value-added products from bee keeping: Pollen. FOA Agricultural Services Bulletin No. 124. Food and Agricultural Organization of the United Nations. Rome. http://www.fao.org/docrep/w0076c/w0076e00.htm#con. Diakses tanggal 20 Oktober 2004.
Nio, 0.K. 1992. Daftar analisis bahan makanan, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.
Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Tumbuhan dan Satwa. Departemen Kehutanan. Jakarta.
Prahara, W. 2003. Pemeliharaan dan penangkaran burung paruh bengkok yang dilindungi. Penebar Swadaya. Jakarta.
Prijono, S.N. dan S. Handini. 1999. Melatih, menangkar dan melatih nuri. Penebar Swadaya. Jakarta.
Rasyaf, M. 1990. Bahan makanan unggas di Indonesia. Kanisius. Yogyakarta.
Wahju, J. 1997. Ilmu nutrisi unggas, Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
DOI: https://doi.org/10.20886/jphka.2006.3.3.259-270
##submission.copyrightStatement##
##submission.license.cc.by-nc4.footer##
JURNAL PENELITIAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM INDEXED BY:
Copyright of Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam (JPHKA)
eISSN : 2540-9689, pISSN : 0216-0439
JPHKA is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.