PENYEDERHANAAN SISTEM SILVIKULTUR TPTI DI HUTAN ALAM RAWA GAMBUT LABUAN TANGGA, KABUPATEN ROKAN IDLIR, RIAU
Sari
Kata Kunci
Teks Lengkap:
PDFReferensi
Anonim. 1992. Manual Kehutanan Tahun 1992. Departemen Kehutanan. Jakarta.
Benyamin, R. 2000. Pandangan APHI tentang pelaksanaan TPTI. Lokakarya Pembahasan Pemilihan Sistem Silvikultur Sesuai Karakteristik Unit KPHP dalam rangka Strategi Pengelolaan Hutan Alam Produksi. 25 Januari 2000. Direktorat Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi. Departemen Kehutanan dan Perkebunan. Jakarta.
Bratawinata, Adan D. Ruhiyat. 1996. Hu tan Rawa. Dalam "Usulan Perubahan Petunjuk teknis TPTI di hutan rawa". Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman, Samarinda.
Direktorat Jenderal Pengusahaan Hutan. 1993. Pedoman Tebang Pilih Tanam Indonesia. Keputusan Direktur Jenderal Pengusahaan Hutan No. 151/Kpts/lV/BPHH/l993. Direktorat Jenderal Pengusahaan Hutan, Departemen Kehutanan. Jakarta.
Direktorat Produksi Hasil Hutan. 2000. Peninjauan sistem silvikultur pada areal pengusahaan hutan alam produksi. Lokakarya Pembahasan Sistem Silvikultur Sesuai Karakteristik Unit KPHP dalam rangka Strategi Pengelolaan Hutan Alam Produksi. 25 Januari 2000. Direktorat Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi. Jakarta.
Emayati dan N. Yuliaty. 2004. Keragaman j enis semai pasca pembalakan dengan sistem konvensional dan RIL (Reduced Impact Logging) di PT. Inhutani I, Labanan. Buletin Poltanesa 4(1) : 54- 64. Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.
Nakama, E., H. Lukman., Sunyoto and S. Bambang. 2001. Evaluation of cost-efecti veness of liana (Mikania micranta) and surnei (Eupatorium odorata) control methods inBlock 102. In Research Report on the Sebulu
Experimental Forest 2000. Collabortion of FORDA, PT. KTI, Sumitomo For. Co. Ltd and Univ. of Tokyo. Tokyo.
Retnowati, E. 2003. Dampak pembebasan 100 % dalam sistem TPTI terhadap iklim mikro, satwa indikator dan keanekaragaman spesies pohon di hutan alam produksi kelompok hutan Sangkulirang dan Jele-Belewit, Kalimantan Timur. Bul. Pen. Hut. 635: 25-37. Pusat Penelitian dan Pengembangan Rutan dan Konservasi Alam. Bogor.
Salisbury, F.B. and C.W. Ross. 1992. Plant Physiology. Wadsworth Publishing Co. Belmont.
Schmidt, F.H. and J.H.A. Ferguson. 1951. Rainfall types based on wet and dry period ratios for Indonesia and Western New Guinea. Verh. No. 42. Direktorat Meteorologi dan Geofisika. Jakarta.
Soemama, K. 1992. Struktur tegakan tinggal serta faktor-faktor berpengaruh terhadap produksi kayu dalam sistem silvikultur tebangpilih di hutan produksi alam Dipetrocarpaceae. Bul. Pen. Hut.516 : 1-19. Pusat Penelitian dan Pengembangan Rutan dan Konservasi Alam. Bogor.
Soerianegara, I. dan A. Indrawan. 1978. Ekologi hutan Indonesia. Departemen Manajemen Rutan, Faklutas Kehutanan, IPB. Bogor.
Suhartono, T dan A. Mardiastuti. 2002. CITES Implementation in Indonesia. Nagao Natural Environment Foundation.
Sukotjo. 2000. Silvikultur intensif untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi, kompetitif, dan kelestarian hutanhumida tropis Indonesia. Dalam Proseding Seminar Nasional Status Silvikultur 1999. E. B. Hardiyanto (eds.) p:1-10. Fakultas Kehutanan, Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.
DOI: https://doi.org/10.20886/jphka.2005.2.1.21-35
##submission.copyrightStatement##
##submission.license.cc.by-nc4.footer##
JURNAL PENELITIAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM INDEXED BY:
Copyright of Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam (JPHKA)
eISSN : 2540-9689, pISSN : 0216-0439
JPHKA is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.