ANALISIS POTENSI FISIK DAN BIOTIK KAWASAN SEBAGAI OBYEK WISATA DI TAMAN WISATA ALAM GROJOGAN SEWU, JAWA TENGAH
Sari
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi hayati, khususnya vegetasi dan satwaliar, sebagai dasar penyusunan program pengelolaan dan pengembangan pemanfaatan dan penyelamatan fungsi hutan di Bukit Gunung awu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Penelitian potensi biotik dilakukan dengan menggunakan metode jalur transek untuk satwaliar dan plot sampling untuk vegetasi turnbuhan. Data satwaliar dianalisis secara deskriptif, sedangkan data vegetasi tumbuhan dianalisis dengan metode Indeks Nilai Penting. Berdasarkanbasil penelitian vegetasi, diketahui bahwa dalam kawasan TWA Grojogan Sewu dijumpai 29 jenis tumbuhan. Untuk tingkat pohon didominasi oleh jenis tusam (Pinus merkusii) dengan INP 190,58%, tingkat tiang didominasi olehjenis puspa (Schima walichii) dengan INP 100,92%. Jenis satwaliar dijumpai sebanyak 18 jenis, yaitu tujuh jenis kelas marnalia, dimana satu jenis merupakan satwa dilindungi yaitu rusa (Cervus timorensis) dan jenis burung (aves) 11 jenis. Obyek wisata yang menarik pengunjung adalah air terjun dengan indek preferensi 10,4; atraksi satwa 1,4; tanaman omamen l; vegetasi hutan 0,64; dan sarana wisata buatan 0,11. Obyek satwaliar yang mudah dijumpai adalah Macacafascicularis. Dalam hal ini menurut pendapat pengunjung, pengunjung merasa ada obyek yang menarik dan tidak terganggu dengan kehadiran monyet (45% ) dan merasa terganggu atau membahayakan dengan kehadiran kelompok monyet (20%). Dalam pengelolaan TWA tersebut masih ada beberapa permasalahan, terutama pengelolaan sampah dan pengelolaan satwaliar.
Kata Kunci
Teks Lengkap:
PDFReferensi
Duta Indonesia Djaja. 2000. Rencana Karya Lima Tahun Pengusahaan Wisata Alam di TWA Grojogan Sewu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.
Garsetiasih, R. 2003. Dampak pengunjung dan daya dukung kawasan Taman Wisata Alam Tangkuban perahu. Buletin Penelitian Hutan 637: 51-67.
Kartasasmita, K., S. Soenarko, LG. Tantra, T. Samingan, M. Bratamihardja. 1976. Pedoman inventarisasi flora dan ekosistem. Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam. 37 p.
Keputusan Menteri Pertanian No. 305/Kpts/ Um/8/1969 tentang Hak Pengelolaan Blok Pemanfaatan TWA Grojogan Sewu diberikan kepada PT. Duta Indonesia Jaya. Jakarta.
Lembaga Penelitian Tanah (LPT). 1971. Peta Ikhtisar Geologi Jawa Madura.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 18 Tahun 1994 tentang Pengusahaan Pariwisata Alam di Zona Pemanfaatan Taman Nasional, Taman Hutan Raya, dan Taman Nasional Wisata Alam. Jakarta.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 68 Tahun 1999 tentang Kawasan Pelestarian Alam dan Suaka Alam. Jakarta.
Sawitri, R., E. Subiandono, Eman. 2004. Persepsi dan perilaku pengunjung terhadap kelestarian kawasan Taman Wisata Alam Pananjung Pangandaran. Jumal Penelitian Hutan 1 (1): 99-110.
Schmidt, F. H. and J. H. A. Ferguson. 1951. Rainfall types based on wet and dry period ratios for Indonesia with Western New Guine. Verhand No. 42. Kementerian Perhubungan Djawatan Meteorologi dan Geofisika Jakarta.
Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. 2000. Monitoring dampak lingkunganakibat wisata alam. Cibodas. Halaman 45-50.
DOI: https://doi.org/10.20886/jphka.2005.2.4.387-397
##submission.copyrightStatement##
##submission.license.cc.by-nc4.footer##
JURNAL PENELITIAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM INDEXED BY:
Copyright of Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam (JPHKA)
eISSN : 2540-9689, pISSN : 0216-0439
JPHKA is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.