POTENSI PENGEMBANGAN HUTAN KEMASYARAKATAN MELALUI POLA WANATANI BERBASIS SEREH WANGI STUDI KASUS USAHA SEREH WANGI DI DESA SALEBU CILACAP, JAWA TENGAH
Abstract
Usaha sereh wangi (Cimbopogon nodus) merupakan salah satu bentuk usahatani dengan tanaman utamanya adalah sereh wangi.(tanaman penghasil minyak astiri). Tanaman ini biasanya ditanam di bawah tegakan pohon seperti Jati, Mahoni, Sengon. Melihat potensi dan kemungkinan penerapannya dalam program Hutan Kemasyarakatan (HKM), penelitian
dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh kelayakan usaha sereh wangi dalam meningkatkan pendapatan petani melalui studi kasus kegiatan usahatani sereh wangi di Desa Salebu Kecamatan. Majenang, Cilacap, Jawa Tengah Pengumpulan data dilaksanakan dengan metode sampling melalui wawancara dengan petani sample dan pihak investor yang terkait dan pengamatan langsung di lapangan Hasil penelitian menunjukan bahwa usahatani serah wangi sebagai bagian dari sistim wanatani cukup layak diusahakan dengan Net Present Value (NPV) (+) Rp 2.969.513, dan IRR= 64,69 % sedangkan BC Ratio= 2,029 (>I). Keuntungan diperoleh sejak tahun pertama penanaman dengan 4 kali panen dalam setahun. Keuntungan lebih besar akan diperoleh apabila nilai kayu ikut diperhitungkan yang biasanya dimulai pada tahun ke empat saat diadakan penjarangan secara bertahap. Melalui pengembangan Hutan Kemasyarakatan dengan pola wanatani berbasis sereh wangi, permasalahan utama yang dihadapi masyarakat seperti di Desa Salebu yakni kekurangan lahan untuk pengembangan usahatani dapat diatasi dan masyarakat memperoleh kesempatan untuk meningkatkan pendapatan mereka. Pada saat yang sama kayu dapat diproduksi dan wilayah hutan dapat ditingkatkan keamanannya.
dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh kelayakan usaha sereh wangi dalam meningkatkan pendapatan petani melalui studi kasus kegiatan usahatani sereh wangi di Desa Salebu Kecamatan. Majenang, Cilacap, Jawa Tengah Pengumpulan data dilaksanakan dengan metode sampling melalui wawancara dengan petani sample dan pihak investor yang terkait dan pengamatan langsung di lapangan Hasil penelitian menunjukan bahwa usahatani serah wangi sebagai bagian dari sistim wanatani cukup layak diusahakan dengan Net Present Value (NPV) (+) Rp 2.969.513, dan IRR= 64,69 % sedangkan BC Ratio= 2,029 (>I). Keuntungan diperoleh sejak tahun pertama penanaman dengan 4 kali panen dalam setahun. Keuntungan lebih besar akan diperoleh apabila nilai kayu ikut diperhitungkan yang biasanya dimulai pada tahun ke empat saat diadakan penjarangan secara bertahap. Melalui pengembangan Hutan Kemasyarakatan dengan pola wanatani berbasis sereh wangi, permasalahan utama yang dihadapi masyarakat seperti di Desa Salebu yakni kekurangan lahan untuk pengembangan usahatani dapat diatasi dan masyarakat memperoleh kesempatan untuk meningkatkan pendapatan mereka. Pada saat yang sama kayu dapat diproduksi dan wilayah hutan dapat ditingkatkan keamanannya.
Keywords
Social forestry; Cetronella oil; Wanatani Sereh wangi
DOI: https://doi.org/10.20886/jpsek.2005.2.3.291-300
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2017 Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan Indexed by:
...More
Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan (JPSEK)
eISSN : 2502-4221 pISSN : 1979-6013
JPSEK is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.