Hutan Tanaman Industri Jenis Eucalyptus sp. Sebagai Pakan Lebah Madu di Riau
Abstract
Pada awal berdirinya industri Hutan Tanaman Industri (HTI), jenis Acacia mangium menjadi jenis yang dominan dipilih pada tipe lahan mineral. Akan tetapi, jenis ini mulai tergantikan oleh Eucalyptus sp. dikarenakan beberapa hal yang salah satunya adalah serangan hama dan penyakit. Serupa dengan A. mangium, Eucalyptus sp. sebenarnya memiliki jasa lingkungan sebagai sumber pakan lebah madu. Tulisan ini memberikan gambaran potensi pakan lebah pada hutan tanaman Eucalyptus sp. Berbeda dengan jenis A. mangium dan A. crassicarpa yang mampu mensekresikan nektar ekstraflora mulai pada umur 3 bulan, jenis Eucalyptus sp. hanya akan mensekresikan nektar flora pada masa berbunga saja yaitu umur 2-3 tahun. Akan tetapi, keuntungan yang diperoleh adalah bunga Eucalyptus sp. tidak hanya menghasilkan nektar saja tetapi juga pakan lebah berupa pollen atau tepung sari. Kelebihan inilah yang tidak dijumpai pada jenis A. mangium dan A. crassicarpa. Jenis Eucalyptus pellita mampu menghasilkan madu sebanyak 54 kg per koloni pada musim berbunga. Sedangkan asumsi potensi nektar jenis Eucalyptus sp. di Provinsi Riau dapat mencapai 118 juta liter/hari jika pada musim bunga. Jumlah ini lebih besar dibandingkan jumlah sekresi nektar A. mangium umur 5 tahun sekalipun. Terdapat 3 jenis lebah madu yang dapat diternakkan oleh masyarakat, yaitu jenis Apis cerana, Apis mellifera, dan Trigona itama.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Abou-Shaara, H., F. 2014. The foraging behaviour of honey bees, Apis mellifera: a review. Veterinarni Medicina, 59(1):1-10. http://vri.cz/docs/vetmed/59-1-1.pdf. diakses 8 Oktober 2016.
Birtchnell, M. J., & Gibson, M. (2008). Flowering ecology of honey-producing flora in south-east Australia. Rural Industries Research and Development Corporation (Australia), Sydney.
Chippendale, G.M. 1988. Myrtaceae-Eucalyptus, Angophora. Flora of Australia vol 19. Australia Government Publishing Service, Canberra.
Davis, A.R. 1997. Influence of Floral Visitation on Nektar Sugar Composition and Nektary Surface Changes in Eucalyptus. Apidologie, Springer verlag, Germany.
Dombro, D.B. 2010. Eucalyptus pellita: Amazonia Reforestation`s Red Mahogany. http://www.myreforestation.com. diakses 7 Mei 2015.
Free, B. J. 1982. Bees and Mankind. George Allen & Unwin Ltd., London.
Gafur A, Tjahjono B, Golani GD. 2011. Patogen dan Opsi Pengendalian Penyakit Busuk Akar Ganoderma di Hutan Tanaman Industri. Simposium Nasional dan Lokakarya Ganoderma: Sebagai Patogen Penyakit Tanaman dan Bahan Baku Obat Tradisional, 2-3 November 2011, Bogor.
Goldingay, R.L. 2005. Is There a Diet Pattern to Nektar Secretion in the Red Bloodwood Corymbia gummifera. Jour. Cunninghamia, 9(2): 325-329.
Hadisoesilo, S. 2001. Review: Keanekaragaman Spesies Lebah Madu Asli Indonesia. Biodiversitas, 2 (1): 123-128.
Hidayati, N. dan Nurrohmah, S.H. 2015. Morphological Characteristics of Ganoderma steyaertanum which attacks seed orchad of Acacia mangium and Acacia auriculiformis at Wonogiri, Central Java. http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPTH/article/view/955/894. diakses 10 Oktober 2016.
Hingston, A.B. 2002. Pollination ecology of Eucalyptus globulus sub sp. globulus and Eucalyptus nitens (Myrtaceae). Centre for Environmental Studies University of Tasmania, Tasmania.
Jikalahari. 2004. RTRWP dan Masa Depan Hutan Alam Riau; Sebuah Masukan dan Bahan Pertimbangan Untuk Revisi Perda No. 10 Tahun 1994 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP). http://www.jikalahari.org. diakses 2 Februari 2016.
Jikalahari. 2008. Fakta Hutan dan Kebakaran 2002-2007: Informasi atas perubahan hutan gambut/rawa gambut Riau, Sumatra - Indonesia. http: www.jikalahari.or.id/wp-content/.../03/Gambut-Haze-BioDiversity.pdf. diakses 11 Oktober 2016.
Junaedi, A. Swandayani, T.H., dan Wijaya, M.M. 2011. Data dan Statistik Pulp Indonesia. Balai Penelitian Teknologi Serat Tanaman Hutan, Kuok.
Krebs, C.J. 1985. Ecology: The Experimental Analysis of Distribution and Abudance third edition. Harper and Raws Publishers, New York.
Kleinschmidt, G.J. and Kondos, A.C. 1976. The influence of crude protein levels on colony production. Australian Beekeeping 80, pp: 251-257.
Krisnawati, H., Kallio, M. dan Kanninen, M. 2011 Acacia mangium Willd.: ekologi, silvikultur dan produktivitas.CIFOR, Bogor.
Law, B. and Chiolel, M. 2007. Effects of Logging on Nektar Producing Eucalypts; Spotted Gum and Grey Ironbark. NSW Departement of Primary Industries, New South Wales.
MAAREC (Mid-Atlantic Apiculture Research and Extension Consortium). 2015. Honey Bee Nutrition. University of Delaware, Newark, Delaware.
Miharja, J. 2013. Eucalyptus deglupta. http://www.eucalyptusdeglupta.blogspot.co.id/2013/01/eucalyptus-deglupta.html. diakses 3 Februari 2016.
Mourizio, A. 1975. Bienenbotanik. Dadant and Sons Hamilton, Illonois.
Mumbi, C.T., Mwakatobe, A., R., Mpinga, I., H., Richard, A., and Machumu, R. 2014. Parasitic mite, Varroa species (Parasitiformes: Varroidae) Infesting the Colonies of African Honeybees, Apis mellifera scutellata (Hymenoptera: Apididae) in Tanzania. Journal of Entomology and Zoology Studies 2 (3): 188-196.
Nair, K.S.S (ed). 2000. Insect Pests and Diseases in Indonesia Forests: An Assessment of the Major Threats, Research Efforts and Literature. Center for International Forestry Research, Bogor.
Nguemo, D. D., Mapongmetsem, P. M., & Abdoulaye, M. (2016). Plants Foraged by Apis mellifera adansonii Latreille in Southern Chad. Open Access Library Journal, 3(08): 1.
Nawawi, D. S., & Widyani, M. (2010). Kajian Sifat Anatomi dan Kimia Kayu Kaitannya dengan Sifat Akustik Kayu. new Bionatura, 12(3).
Nicolson, S. W., & Thornburg, R. W. (2007). Nectar chemistry. In Nectaries and nectar (pp. 215-264). Springer Netherlands.
Orwa C., A., Kindt, R. , Jamnadass R., and Anthony, S. 2009. Agroforestree Database: A Tree Reference and Selection Guide version 4.0 (http://www.worldagroforestry.org/sites/treedbs/treedatabases.asp).
Pasaribu, R.A dan A.P. Tampubolon. 2007. Status Teknologi Pemanfaatan Serat Kayu untuk Bahan Baku Pulp. Workshop Sosialisasi Program dan Kegiatan BPHPS Guna Mendukung Kebutuhan Riset Hutan Tanaman Kayu Pulp dan Jejaring Kerja. (Tidak dipublikasikan).
Pribadi, A. dan Purnomo. 2013. Agroforestry Sorghum (Sorghum Spp.) pada HTI Acacia crassicarpa sebagai sumber pakan lebah Apis cerana di Provinsi Riau untuk mendukung budidaya lebah madu. Prosiding Seminar Masyarakat Agroforestri Indonesia, Malang.
Purnomo, Suhendar, dan Janeta, S. 2010. Potensi Nektar Pada Hutan Tanaman Jenis Acacia crassicarpa untuk Mendukung Perlebahan. Laporan Hasil Penelitian Balai Penelitian Hutan Penghasil Serat, Kuok (tidak dipublikasikan).
Purnomo, Suhendar, dan Janeta, S. 2009. Potensi Nektar Pada Hutan Tanaman Jenis Acacia mangium untuk Mendukung Perlebahan. Laporan Hasil Penelitian Balai Penelitian Hutan Penghasil Serat, Kuok (tidak dipublikasikan).
Somerville, D.C and Moncur, M.W. 1997. The Importance of Eucalypt Species for Honey Production in New South Wales Australia. Report Prepared for International Apicultural Congress. Antwerp, Belgium.
Somerville, D. C. 2000. Eucalyptus in Asia: A Beekeeping Resource. Asian Bees and Beekeeping: Progress of Research and Development, vol. 4 p: 218.
Somerville, D. C. 2005. Fat Bees Skinny Bees: A Manual on Honey Bee Nutrition for Beekeepers. NSW Department of Primary Industries, New South Wales.
Suharti, S. 2015. Review: Peningkatan pendapatan masyarakat melalui budidaya komoditas aneka usaha kehutanan (AUK). Prosiding Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia Volume 1 (6) Hal: 1416-1419.
Wahyunto, R. Sofyan dan B. Heryanto. 2003. Inventarisasi Lahan Rawa Gambut di Pulau Sumatera Berbasis Teknologi Penginderaan Jauh dan (SIG). Workshop: on Wise Use and Sustainable peatlands Management Practices, Bogor.
Wilson, J.2002. Flowering Ecology of a Box-Ironbark Eucalyptus Community. Thesis. School of Ecology and Environment Deakin University.
Yates, C.J., Hopper, S.D., and Taplin, R.H. Native insect flower visitor diversity and feral honeybees on jarrah (Eucalyptus marginata) in Kings Park, an urban bushland remna. Journal of the Royal Society of Western Australia, 88:147.153 (2005).
http://www.warintek.hol.es/artikel/ttg_tanaman_obat/depkes/buku3/3-018.pdf.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24840/4/Chapter%20II.pdf
DOI: https://doi.org/10.20886/buleboni.5083
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2018 Buletin Eboni
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Indexed by: