MEDIA PERKECAMBAHAN BENIH TUMBUHAN KAYU GULA (Aphanamixis polystachya (Wall.) R.N. Parker)
Abstract
Kayu gula (Aphanamixis polystachya (Wall) R.N. Parker) merupakan tumbuhan berkhasiat obat yang banyak digunakan untuk pengobatan herbal. Daerah penyebaran kayu gula adalah Tiongkok, India, Sri Lanka, Thailand, Laos, Vietnam, Malaysia, Indonesia, Philippines, New Guinea dan Kepulauan Solomon. Namun saat ini pohon kayu gula semakin sulit ditemukan sehingga perlu dibudidayakan dengan melakukan penanaman. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis media yang terbaik dalam perkecambahan benih kayu gula (A. polystachya). Penelitian dilakukan di persemaian Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan Bogor. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental menggunakan rancangan acak lengkap faktor tunggal dengan tiga ulangan. Faktor media terdiri dari: tanah, pasir, tanah + sekam padi (2:1) dan tanah + arang (2:1). Parameter yang diamati adalah: daya tumbuh, kecepatan berkecambah, kadar air benih dan nilai kecambah. Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan media pasir memiliki kecepatan perkecambahan dan nilai kecambah tertinggi (14,00% per etmal dan 13,80%) sedangkan penggunaan media tanah memiliki kecepatan perkecambahan dan nilai kecambah terendah (32,33 % per etmal dan 7,52%). Selain itu daya kecambah benih berkisar antara 64,67% (pada media tanah) - 91,33 % ( pada media campuran tanah dan sekam padi).
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Akbar, A. (1992). Aspek-aspek penting uji perkecambahan benih pohon menurut ACFTSC. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, 8 (2), 5–10.
Anggraeni, M., Prayitno, G., Hariyani, S., & Wahyuningtyas, A. (2013). Bio-pore as an alternative eco drainage technology to control flooding in Malang City (Case study : Metro Sub-Watershed). 3(2), 23–28.
Djavanshir, K., & Poerbeik, H. (1976). Germination value : A new formula. Silvae Genetica, 25, 79–83.
Hartmann, H.T., Kester, D.E., Davies, F. T. (1990). Plant Propagation Principles and Practices. Prentice-Hall International, Inc.
Jumini. (2006). Viabilitas benih sebagai indikator tingkat pencemaran lingkungan. Jurnal Floratek, 2, 12–18. http://jurnal.unsyiah.ac.id/floratek/article/view/69/64
Kamil. (1982). Teknologi Benih. Angkasa Bandung.
Lakitan, B. (2004). Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. PT Raja Grafindo Persada.
Mathew, A., Shakheel, M., & Hedge, B. K. (2017). Therapeutic uses of Aphanamixis polystachya: A Review. International Journal of Pharma and Chemical Research, 3(2), 144–148.
Nurhasybi. (2017). Pengujian mutu benih jenis-jenis rekalsitran dan intermediet. In I. Siregar & N. Mindawati (Eds.), Bunga Rampai Karakteristik dan Prinsip Penanganan Benih Tanaman Hutan Berwatak Intermediet dan Rekalsitran (p. 266). IPB Press.
Rai, Y. (2014). Growth and development of medicinal endangered tree species Aphanamixis polystachya (Wall.) Parker in District Meerut, (U.P.) India. International Journal of Multidisciplinary and Current Research, 2011–2014. http://ijmcr.com
Saklani, T., Mishra, A., Sati, B., & Sati, H. (2012). Pharmacognostic, phytochemical and antimicrobial screening of Aphanamixis polystachya an dangered medicinal. International Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences, 4(3), 975–1491.
Saridan, A., & Noor, M. (2013). Asosiasi dan sebaran jenis pohon penghasil minyak keruing Di PT. Hutan Sanggam Labanan Lestari, Kalimantan Timur. Jurnal Penelitian Dipterokarpa, 7(2), 85–92. https://doi.org/10.20886/jped.2013.7.2.85-92
Soerianegara. (1998). Ekologi Hutan Indonesia. Laboratorium Ekologi Hutan, Fakultas Kehutanan IPB.
Subarna, T. (2011). Study on influenced of community to cultivate land of protected forest : Case studies in Garut Regency of West Java. Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan, 8(4), 265–275.
Sudrajat, D. J. (2017). Klasifikasi dan karakteristik benih rekalsitran dan intermediet. In I. Z. Siregar & N. Mindawati (Eds.), Bunga Rampai Karakteristik dan Prinsip Penanganan Benih Tanaman Hutan Berwatak Intermediet dan Rekalsitran (Edisi I, pp. 5–27). IPB Press.
Suita, E., & Syamsuwida, D. (2016). Pengaruh pengeringan terhadap viabilitas benih malapari (Pongamia pinnata Merril). Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan, 4(1), 9–16. https://doi.org/10.20886
Suryanto, H. (2013). Pengaruh beberapa perlakuan penyimpanan terhadap perkecambahan benih suren (Toona sureni) (Effects of storage of suren (Toona sureni) seeds on germination). Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea, 2(1), 26-40. http://jurnal.balithutmakassar.org/index.php/wallacea/article/view/17
Sutopo, L. (1988). Teknologi Benih (Cetakan ke). CV. Rajawali.
Sutopo, L. (1993). Teknologi Benih. Rajawali Press.
Tambunsaribu, D. W., Anwar, S., & Lukiwati, D. R. (2017). Viabilitas benih dan pertumbuhan bibit kakao (Theobroma cacao L) pada beberapa jenis media simpan dan tingkat kelembaban. Journal of Agro Complex, 1(3), 135. https://doi.org/10.14710/joac.1.3.135-142
Taryana, Y. (2019). Pengaruh media tanam terhadap perkecambahan benih kopi arabika ( Coffea arabica L ). Jurnal Agrosains Dan Teknologi, 4(2), 0–5.
DOI: https://doi.org/10.20886/bptpth.2021.9.2.%25p
Copyright (c) 2021 Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Privacy Statement
The names and email addresses entered in this journal site will be used exclusively for the stated purposes of this journal and will not be made available for any other purpose or to any other party.
Published by:
Forest Tree Seed Technology Research & Development Center (FTSTRDC)
Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Perbenihan Tanaman Hutan
Jl. Pakuan Ciheuleut PO BOX 105 Bogor Jawa Barat Indonesia
telepon : 0817742659/081283343209/085243000150
email : yuli_bramasto@yahoo.co.id
sekrejpth@gmail.com
triastutiwisudayati@gmail.com
bpkm_munasri@yahoo.co.id
Web : http://benih-bogor.litbang.menlhk.go.id/
email : bptpth@forda-mof.org
This journal indexed by:
Copyright © 2017|Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan, Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Perbenihan Tanaman Hutan (e-ISSN 2527-6565, p-ISSN 2354-8568)