PEMULIHAN YANG LEBIH BAIK DAN AKSI IKLIM PAPUA BARAT
Abstract
Indonesia telah melaksanakan NDC untuk memenuhi komitmen reduksi emisi global termasuk mengimplementasikan program pembangunan rendah karbon. Dampak ekonomi akibat pandemic COVID-19 diperkirakan mengalami kontraksi PDB sebesar -2,2% pada tahun 2020, menimbulkan tantangan dalam perumusan target NDC dalam agenda build back better di sub-nasional, khususnya di Provinsi Papua Barat. Isu strategis agenda build back better di Provinsi Papua Barat adalah memenuhi kontribusi reduksi emisi untuk mendukung pencapaian target nasional, namun pada saat bersamaan perlu menjaga pertumbuhan ekonomi untuk pengentasan kemiskinan. Tujuan penelitian ini adalah menyusun target NDC sesuai konteks Provinsi Papua Barat untuk implementasi agenda build back better. Mempertimbangkan kompleksitas dinamika keterkaitan lima sektor NDC dengan berbagai sektor ekonomi regional, termasuk critical thresholds aspek lingkungan dan sosial, metode yang digunakan adalah system dynamics. Perbandingan antara dua skenario, yaitu konservasi dan pembangunan berkelanjutan, memperlihatkan bahwa skenario pembangunan berkelanjutan lebih baik untuk pelaksanaan NDC di Provinsi Papua Barat. Target total reduksi emisi NDC Provinsi Papua Barat yaitu 64% atau 24.91 mega ton CO2e dengan tetap mampu meningkatkan IPM dan PDRB. Intensifikasi pertanian dan pengembangan ekonomi sektor non-unggulan menjadi faktor intervensi kunci dalam skenario ini untuk mencapai target reduksi emisi, serta menigkatkan HDI dan PDRB pada tahun 2030.
Keywords
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
BPS Provinsi Papua Barat. (2020). West Papua Province in figures 2019. BPS Provinsi Papua Barat.
Ekawati, S., Subarudi, Budiningsih, K., Sari, G. K., & Muttaqin, M. Z. (2019). Policies affecting the implementation of REDD+ in Indonesia (cases in Papua, Riau and Central Kalimantan). Forest Policy and Economics, 108(May), 101939. https://doi.org/10.1016/j.forpol.2019.05.025
Forrester, J. W. (1971). Counterintuitive Behavior of Social Systems + highlights and comments by J. Hellman. Technology Review, 73(3), 52–68. http://www.constitution.org/ps/cbss.htm
Goodman, M. R. (1997). Study notes in system dynamics. Journal of the Operational Research Society, 48(11), 1147–1147. https://doi.org/10.1057/palgrave.jors.2600963
Haines, A., Amann, M., Borgford-Parnell, N., Leonard, S., Kuylenstierna, J., & Shindell, D. (2017). Short-lived climate pollutant mitigation and the Sustainable Development Goals. Nature Climate Change, 7(12), 863–869. https://doi.org/10.1038/s41558-017-0012-x
Hallegatte, S., & Rozenberg, J. (2017). Climate change through a poverty lens. Nature Climate Change, 7(4), 250–256. https://doi.org/10.1038/nclimate3253
Handoko, C. (2014). Some Problems in Maintaining Sustainability of Indonesia’s Forests: Descriptive Study. Indonesian Journal of Forestry Research, 1(1), 33–46. https://doi.org/10.20886/ijfr.2014.1.1.33-46
Hidayatno, A., Rahman, I., Muliadi, R. (2015). Policy Analysis of The Jakarta Carbon Mitigation Plan Using System Dynamics to Support Decision Making in Urban Development – Options for Policymakers. International Journal of Technology, 6(5), 886–893. https://doi.org/10.1007/978-1-4614-7495-1_23
Irawan, S., Widiastomo, T., Tacconi, L., Watts, J. D., & Steni, B. (2019). Exploring the design of jurisdictional REDD+: The case of Central Kalimantan, Indonesia. Forest Policy and Economics, 108(November). https://doi.org/10.1016/j.forpol.2018.12.009
Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup (KLHK). (2010). Statistik 2010 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup (KLHK). (2019). Statistik 2019 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Kementerian Keuangan (Kemenkeu). (2020). Kementerian Keuangan: Tinjauan Ekonomi, Keuangan, & Fiskal, Edisi IV 2020.
Kementerian Keuangan (Kemenkeu). (2021). Kementerian Keuangan: Realisasi Pelaksanaan APBN TA 2020.
Kurniawan, H., de Groot, H. L. F., & Mulder, P. (2019). Are poor provinces catching-up the rich provinces in Indonesia? Regional Science Policy and Practice, July 2018, 89–108. https://doi.org/10.1111/rsp3.12160
Kuyper, J. W., Linnér, B. O., & Schroeder, H. (2018). Non-state actors in hybrid global climate governance: justice, legitimacy, and effectiveness in a post-Paris era. Wiley Interdisciplinary Reviews: Climate Change, 9(1), 1–18. https://doi.org/10.1002/wcc.497
Maertens, M., Zeller, M., & Birner, R. (2006). Sustainable agricultural intensification in forest frontier areas. Agricultural Economics, 34(2), 197–206. https://doi.org/10.1111/j.1574-0864.2006.00118.x
Martin, L. A. (1997). Road Map 2: The First Step MIT System Dynamics in Education Project.
Pemerintah Indonesia. (2016). First Nationally Determined Contribution.
Rizvi, A.R., Baig, S., Barrow, E., Kumar, C. (2015). Synergies between Climate Mitigation and Adaptation in Forest Landscape Restoration. IUCN.
Sterman, J. D. (2004). Business Dynamics: Systems Thinking and Modeling for a Complex World. Mc Graw Hil.
Syartinilia, S., Suyitno, R. A., Wahyuni, S., Santoso, I., & Idris, N. (2020). Aplikasi Model Environmentally Sensitive Area (ESA) untuk Rekomendasi Kawasan Lindung Papua Barat Menuju Provinsi Konservasi. Igya Ser Hanjop: Jurnal Pembangunan Berkelanjutan, 2(2), 81–91. https://doi.org/10.47039/ish.2.2020.81-91
Syartinilia Syartinilia, Sry Wahyuni, Audrie J. Siahainenia, I. S. (2019). Environmentally sensitive area models for supporting West Papua conservation province. January 2020, 146. https://doi.org/10.1117/12.2542766
Tacconi, L., & Muttaqin, M. Z. (2019). Reducing emissions from land use change in Indonesia: An overview. Forest Policy and Economics, 101979.
Van der Ven, H., Bernstein, S., Hoffmann, M. (2017). Valuing the contributions of non-state and subnational actors to climate governance. Global Environment Politics, 17, 1–20.
Wijaya, A., H. Chrysolite, M. Ge, C. Wibowo, A. Pradana, A. Utami, and K. A. (2017). Working Paper: How Can Indonesia Achieve its Climate Change Mitigation Goal? An Analysis of Potential Emissions Reductions from Energy and Land-Use Policies. World Resources Institute Indonesia.
DOI: https://doi.org/10.20886/jakk.2022.19.2.85-99
Copyright (c) 2022 Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.