TEKNIK PENYADAPAN PINUS UNTUK PENINGKATAN PRODUKSI MELALUI STIMULAN HAYATI
Abstract
Peningkatan permintaan getah pinus baik di pasar dalam negeri maupun luar negeri mendorong upaya peningkatan produksi getah pinus yang dihasilkan. Penggunaan stimulan konvensional berbasis asam kuat telah lama digunakan oleh Perum Perhutani, namun pertanyaan muncul mengenai dampak lingkungan serta kelangsungan hidup pertumbuhan pohon pinus yang disadap. Akibatnya penggunaan stimulan hayati layak dipertimbangkan karena tidak hanya akan menjamin efek yang ramah lingkungan tetapi juga mengamankan keberlanjutan pohon-pohon pinus. Sehubungan dengan hal itu dilakukan ujicoba penggunaan stimulan hayati dalam pengaruhnya terhadap produksi getah pinus yang disadap. Tiga teknik penyadapan pinus yang digunakan yaitu mujitech, bor dan kedukul. Stimulan hayati yang diujicobakan terdiri dari tiga jenis yaitu lengkuas, kencur dan bawang merah masing-masing dengan tiga tingkat konsentrasi yaitu 50%, 75% dan 100%. Ternyata teknik penyadapan yang berbeda tampaknya tidak mempengaruhi produksi getah pinus, demikian juga dengan konsentrasi stimulan hayati (50-100%). Namun, jenis yang berbeda dari stimulan hayati nampakknya juga menunjukkan beda nyata, di mana lengkuas dapat meningkatkan produksi getah pinus tertinggi (268%) dibandingkan dengan kontrol (tanpa stimulan), diikuti kencur (206%) dan bawang merah (180%). Secara ekonomis, penggunaan stimulan lengkuas dengan konsentrasi 50% cukup efektif. Upaya lebih lanjut diperlukan untuk menemukan stimulant hayati alternatif lain yang lebih efektif daripada lengkuas.
Keywords
Full Text:
pdf (Bahasa Indonesia)References
Ari Bowo Sucipto. 2009. Ratusan Miliar Rupiah dari Getah Pinus. Suara Pembaruan Online. Website : www.suarapembaruan.co.cc. Diakses pada tanggal 20 Februari 2011.
Anonim. 2010. Upaya meningkatkan produktivitas getah pinus menggunakan bahan yang ramah lingkungan. Website : www.kphcianjur.perumperhutani.com Diakses pada tanggal 17 Februari 2011.
Chukanhom, K., P. Borisuthpeth dan K. Hatai. 2005. Antifungal Activities of Aroma Components from Alpinia galanga against Water Molds. Biocontrol Science Vol. 10 No. 3 September 2005. Japan.
Darwis , S.N., M. Indo dan S. Hasiyah. 1991. Tumbuhan Obat Famili Zingiberaceae. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri. Bogor.
Hezmela, R. 2006. Daya Antijamur Ekstrak Lengkuas Merah (Alpinia purpurata K. Schum) Dalam Sediaan Salep. Skripsi. Fakultas. Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Tidak diterbitkan
Kasmodjo. 2011. Dasar-Dasar Pengolahan Gonderokem. Yayasan Pembina Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Sinaga, E 2000. Alpinia galagal (L). Wild. Website : www.warintek.apiji.or.id. Diakses tanggal 10 Februari 2012.
SNI 01-5009.4-2001. Website : www.dephut.go.id. Diakses pada tanggal 19 Maret 2011.
Soesanti, Noer Handajani dan Tjahjadi Purwoko. 2008. Aktivitas Ekstrak Rimpang Lengkuas (Alpinia galanga) terhadap Pertumbuhan Jamur Aspergillus spp. Penghasil Aflatoksin dan Fusarium moniliforme. BIODIVERSITAS (9):3. Fakultas MIPA Uiversitas Sebelas Maret. Surakarta.
Southorn, W.A. 1969. Physiology of Heavea (Latex flow). J. Rubb. Res. Inst. Alaya.
DOI: https://doi.org/10.20886/jphh.2013.31.3.221-227
Refbacks
- There are currently no refbacks.
JURNAL PENELITIAN HASIL HUTAN INDEXED BY:
Copyright © 2015 | Jurnal Penelitian Hasil Hutan (JPHH, Journal of Forest Products Research)
eISSN : 2442-8957 pISSN : 0216-4329
JPHH is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.