Karakteristik Pertumbuhan Tanaman Faloak (Sterculia quadrifida R.Br.) Asal Populasi Pulau Rote
Abstract
Faloak (Sterculia quadrifida R.Br.) adalah tumbuhan obat yang digunakan oleh masyarakat di provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk pengobatan hepatitis, maag, dan memulihkan stamina. Tumbuhan ini dapat dijumpai di beberapa pulau di NTT, salah satunya di Pulau Rote. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pertumbuhan tanaman faloak dari pulau kecil P. Rote. Sumber materi genetik faloak berupa biji diambil dari tiga populasi asal P. Rote yakni Lobalain, Rote Barat, dan Pantai Baru. Biji dari ketiga populasi disemaikan lalu ditanam di Stasiun Penelitian Banamlaat, Kabupaten Timor Tengah Utara. Penanaman menggunakan rancangan Completely Randomized Design (CRD) dengan 3 populasi dan 62 famili, setiap famili ditanam sebanyak 8 anakan dengan jarak tanam 3 x 3 m. Karakter morfologis yang diamati adalah panjang, lebar, dan berat biji, ukuran daun, tinggi, dan diameter bibit. Parameter yang dianalisis adalah persen hidup, Indeks Mutu Bibit, Nisbah Pucuk Akar, dan Kekokohan Bibit. Analisis ANOVA digunakan untuk mengetahui perbedaan karakter morfologis dari ketiga populasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada umur enam tahun populasi asal Pantai Baru memiliki persen hidup tertinggi sebesar 73%, diikuti oleh populasi Rote Barat sebesar 71%. Populasi Lobalain memiliki persen hidup terendah yaitu 58%. Tanaman dari populasi Pantai Baru juga memiliki rerata tinggi dan diameter yang paling baik yaitu 74,26 cm dan 10,25 mm. Tanaman dari populasi Rote Barat dan Lobalain memiliki rerata tinggi dan diameter sebesar 57,19 cm dan 8,44 mm; 40,34 cm dan 5,94 mm. Tanaman faloak dari populasi Pantai Baru memiliki karakteristik pertumbuhan yang terbaik.
Keywords
References
Adinugraha, H. A. (2012). Pengaruh cara penyemaian dan pemupukan NPK terhadap pertumbuhan bibit mahoni daun lebar di pesemaian. Jurnal Pemuliaan Tanaman Hutan, 6(1), 1–10.
Barrett, S. C. H. (1996). The reproductive biology and genetics of island plants. Philosophical Transactions of the Royal Society of London. Series B: Biological Sciences, 351(1341), 725–733.
Cahyono, D. D. N., & Rayan, R. (2012). Perbandingan semai empat provenans Shorea Gysbertsiana Burck di persemaian. Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa, 6(1), 67–73.
Dickson, A., Leaf, A. L., & Hosner, J. F. (1960). Quality appraisal of white spruce and white pine seedling stock in nurseries. The Forestry Chronicle, 36(1), 10–13.
Frankham, R. (1998). Inbreeding and extinction: island populations. Conservation Biology, 12(3), 665–675.
Hasnah, T. M., & Windyarini, E. (2014). Variasi genetik pertumbuhan semai pada uji provenan nyamplung (Calophyllum inophyllum) dari delapan pulau di Indonesia. Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan, 2(2), 77–88.
Hertiani, T., Purwantiningsih, Winanta, A., Sasikirana, W., Munawaroh, R., Setyowati, E. P., … Siswadi. (2019). In Vitro Immunomodulatory and Cytotoxic Potentials of Faloak (Sterculia quadrifida R.Br.) Bark. OnLine Journal of Biological Sciences, 19(4), 222–231.
Komala, Ali, C., & Kuwato, E. (2008). Evaluasi kualitas bibit kemenyan durame (Styrax benzoin Dryland) umur 3 bulan. Info Hutan, 5(4), 337–345.
Kurniawati, F., & Ariyani, M. (2013). Pengaruh Media Tanam dan Pemupukan Npkterhadap Pertumbuhan Bibit Damar Mata Kucing (Shorea javanica). Sains Tanah-Journal of Soil Science and Agroclimatology, 10(1), 9–18.
Mashudi, M., & Adinugraha, H. A. (2014). Pertumbuhan tanaman pulai darat (Alstonia angustiloba Miq.) dari empat populasi pada umur satu tahun di Wonogiri, Jawa Tengah. Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea, 3(1), 75–84.
Mashudi, M., Susanto, M., & Baskorowati, L. (2019). Pengaruh Sumber Benih dan Famili Terhadap Pertumbuhan Bibit Mahoni Daun Lebar (Swietenia macrophylla King.) Umur Tujuh Bulan. Jurnal Ilmu Kehutanan, 13(2), 151–159.
Mashudi, Pudjiono, S., Rayan, & Sulaeman, M. (2012). Pengaruh asal populasi dan pohon induk terhadap pertumbuhan bibit meranti tembaga (Shorea leprosula Miq.) sebagai materi untuk perbanyakan klonal. Jurnal Penelitian Dipterokarpa, 6(2), 97–109.
National Aeronautics and Space Administration. (2020). Global Precipitation Measurement. Retrieved June 16, 2020, from htpps://gpm.nasa.gov/data-access/downloads/trmm
National Oceanic and Atmospheric Administration. (2020). NCEP/NCAR Reanalysis 1: Summary. Retrieved June 23, 2020, from https://psl.noaa.gov/data/gridded/data.ncep.reanalysis.html
Nurhasybi. (2012). Analisis potensi produksi benih, penanganan dan karakteristik pertumbuhan bibit kepuh (Sterculia foetida Linn.) sebagai salah satu sumber biofuel. [Yogyakarta]: Universitas Gadjah Mada.
Prastyono, P., & Haryjanto, L. (2017). Estimasi Komponen Varian Semai Tembesu (Fagraea fragrans Roxb.) pada Umur 6 Bulan. Proceeding Biology Education Conference: Biology, Science, Enviromental, and Learning, 14(1), 42–46.
Rianawati, H., & Siswadi, S. (2020). Effect of donor plants and rooting medium on the stem cutting propagation of faloak (Sterculia quadrifida). Tropical Drylands, 4(2).
Roller, K. J. (1977). Suggested minimum standards for containerized seedlings in Nova Scotia. Fisheries and Environment Canada, Canadian Forestry Service, Maritimes Forest Research Centre. Information Report.
Santosa, A. C., Harwati, T., & Siswadi. (2014). Pengaruh Pemberian Mikoriza Arbuskula Dan Pupuk Organik Terhadap Pertumbuhan Bibit Jati Putih (Gmelina Arborea Roxb.). Innofarm: Jurnal Inovasi Pertanian, 12(2).
Setiadi, D., & Susanto, M. (2012). Variasi genetik pada kombinasi uji provenans dan uji keturunan Araucaria cunninghamii di Bondowoso-Jawa Timur. Jurnal Pemuliaan Tanaman Hutan, 6(3), 157–166.
Siswadi Eko Pujiono, Grace S.Saragih dan Heny Rianawati, A. S. R. (2016). Pemanfaatan Kulit batang Faloak (Sterculia quadrifida R. Br.) sebagai bahan baku obat herbal di Pulau Timor. BIODIVERSITAS SAVANANUSA TENGGARA. https://www.researchgate.net/publication ….
Siswadi, Rianawati, H., Saragih, G. ., & Sulistyo, D. H. (2014). The Potency of Faloak’s (Sterculia quadrifida, R.Br.) Active Compunds as Natural Remedy. In M. Rizal, N. M. Januawati, Y. Widyastuti, Brotokardono, R. Effendi, D. Rohadi, & T. Herwati (Eds.), Proceeding International Seminar “Forests and Medicinal Plants for Better Human Welfare”. (pp. 73–79). Bogor.
Siswadi, S. (2017). Budidaya dan Pemanfaatan Faloak (Sterculia quadrifida R.Br.) Sebagai Tumbuhan Obat Potensial NTT. Laporan Hasil Penelitian (Tidak dipublikasikan).Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kupang. Kupang.
Siswadi, Saragih, G. S., Setyowati, R., & Puspiyatun, R. Y. (2018). Constraints in Stem Cuttings Propagation of Faloak (Sterculia quadrifida R.Br.) in High Temperature Region. In A. Rimbawanto, Krisdianto, M. Turjaman, H. L. T, H. Krisnawati, T. Setyawati, … M. Z. Muttaqi (Eds.), Proceedings of IUFRO - INAFOR Joint International Conference 2017 “Promoting Sustainable Resources from Plantations for Economic Growth and Community Benefits” (pp. 385–390). Bogor: Research, Development and Innovation Agency.
Winanta, A., Hertiani, T., Purwantiningsih, & Siswadi. (2019). In vivo Immunomodulatory Activity of Faloak Bark Extract (Sterculia quadrifida R.Br). Pakistan Journal of Biological Sciences, 22(12), 590–596.
Yudohartono, T. P. (2013). Karakteristik pertumbuhan jabon dari provenan Sumbawa pada tingkat semai dan setelah penanaman. Jurnal Pemuliaan Tanaman Hutan, 7(2), 85–96.
Yudohartono, T. P., & Herdiyanti, P. R. (2013). Variasi karakteristik pertumbuhan bibit jabon dari dua Provenan Berbeda. Jurnal Penelitian Hutan Tanaman, 10(1), 7–16.
Yulita, K. S., & Partomihardjo, T. (2011). Keragaman genetika populasi pelahlar (Dipterocarpus littoralis (Bl.) Kurz) di pulau Nusa Kambangan berdasarkan profil enhanced random amplified polymorphic dna. Berita Biologi, 10(4), 541–548.
DOI: https://doi.org/10.20886/jpkf.2020.4.2.81-94
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright©2018 | Jurnal Penelitian Kehutanan Faloak (JPKF)
eISSN : 2579-5805, pISSN : 2620-617X
JPKF is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Jurnal Penelitian Kehutanan FALOAK indexed By: