PENGARUH PERSENTASE PENUTUPAN HUTAN TERHADAP DEBIT PUNCAK DI SUB DAERAH ALIRAN SUNGAI HUTAN ALAM KABUPATEN TANAH LAUT (The effect of forest coverage percentage on peak discharge in the natural forest sub watershed, Tanah Laut Regency)
Abstract
ABSTRACT
The percentage of forest coverage holds an important role in regulating water in watersheds. This paper studies the influence of forest coverage percentage on peak discharge in sub watersheds with various percentage of natural forest areas. The study took place in Bakar, Tanjung, Iwakan, and Langsat Sub Watersheds, Tanah Laut Regency, South Kalimantan Province in 2017. The percentage of natural forest varied from 9,7 to 98% of the the sub watershed areas. This research was conducted by direct measurement of rainfall and stream water levels that were converted into peak discharge. The peak discharges between sub watersheds were compared to the rainfall and the percentage of forest. The results showed that in general the percentage of natural forest coverage affect the peak discharge. The forest coverage showed a positive response in lowering the peak discharge when the rainfall was below 115 mm/day. Bakar and Tanjung Sub Watersheds that had low percentage of natural forest coverage had higher peak discharge than Langsat and Iwakan Sub Watersheds, which had higher percentage of forest coverage. The relationship between the percentages of natural forest coverage with peak discharge marked by the coefficient of determination value of 53.3%. Since the existence of forest is very important as the hydrological controller, forest conservation efforts and reforestation should be conducted in the upper sub watersheds.
Keywords: peak discharge; natural forest coverage; rainfall; sub watersheds
ABSTRAK
Persentase penutupan hutan memegang peran penting dalam mengatur tata air Daerah Aliran Sungai (DAS). Hutan dengan fungsi hidrologisnya berpengaruh terhadap debit sungai. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh persentase penutupan hutan terhadap debit puncak di sub DAS hutan alam. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2017 di Sub DAS Bakar, Sub DAS Tanjung, Sub DAS Iwakan, dan Sub DAS Langsat, Kabupaten Tanah Laut Provinsi Kalimantan Selatan. Persentase hutan alam bervariasi dari 9,7 sampai 98% dari uas sub DAS. Penelitian dilakukan dengan pengkuran langsung data curah hujan dan tinggi muka air (TMA) yang dikonversi menjadi debit puncak. Data debit puncak antar sub DAS dibandingkan menurut curah hujan dan persentase penutupan hutan alam. Hasil penelitian menunjukkan secara umum persentase penutupan hutan berpengaruh terhadap debit puncak. Penutupan hutan memberikan respon yang positif dalam menurunkan debit puncak ketika curah hujan dibawah 115 mm/hari. Sub DAS Bakar dan Tanjung yang memiliki persentase penutupan hutan alam yang rendah memiliki debit puncak yang lebih tinggi dibandingkan dengan Sub DAS Langsat dan Iwakan yang memiliki persentase penutupan hutan yang tinggi. Pengaruh persentase penutupan hutan alam terhadap debit puncak ditandai oleh koefisien determinasi sebesar 53,3%. Keberadaan hutan sangat penting sebagai pengatur hidrologi sehingga sangat penting untuk dilakukannya upaya konservasi dan penghijauan di hulu sub DAS yang diamati.
Kata kunci: debit puncak; penutupan hutan alam; curah hujan; sub DAS
Keywords
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Antoko, B. S., & Sukmana, A. (2007). Karakteristik fisik Sub Daerah Aliran Sungai Batang Gadis, Mandailing Natal, Sumatera Utara. Jurnal Penelitian Hutan Dan Konservasi Alam, 4(5), 485–497. http://doi.org/doi.org/10.20886/jphka.2007.4.5.485-497
Anwar, M., Pawitan, H., Murtilaksono, K., & Jaya, I. N. S. (2011). Respons hidrologi akibat deforestasi di DAS Barito Hulu, Kalimantan Tengah (Hydrologycal response due to deforestation in Barito Hulu Watershed, Central Kalimantan), XVII(3), 119–126. Retrieved from http://jurnal.ipb.ac.id/index.php/jmht/article/view/3985/2724
Basuki, T. M., Adi, R. N., & Sulasmiko, E. (2017). Hasil air hutan jati pada dua sub daerah aliran sungai dengan luas yang berbeda (Water yield of teak forest at two different catchment sizes). Jurnal Penelitian Pengelolaan Daerah Aliran Sungai, 1(1), 1–14. Retrieved from http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPPDAS/article/view/1649/2108
Basuki, T. M., Wijaya, W. W., & Adi, R. N. (2017). Specific peak discharge of two catchments covered by teak forest with different area percentages. Forum Geografi, 31 (July), 118–127. https://doi.org/10.23917/forgeo.v31i1.3236
Halim, F. (2014). Pengaruh hubungan tata guna lahan dengan debit banjir pada Daerah Aliran Sungai Malalayang. Jurnal Ilmiah Media Engineering, 4(1), 45–54. Retrieved from https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jime/article/view/4461/3989
Handayani, W., & Indrajaya, Y. (2011). Analisis hubungan curah hujan dan debit Sub DAS Ngatabaru, Sulawesi Tengah. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam, 8(2)(2005), 143–153. Retrieved from http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPHKA/article/view/1055
Harjadi, B. (2009). Monitoring dan evaluasi daerah aliran sungai dengan penginderaan jauh dan sistem informasi geografis. Forum Geografi, 23(2), 139–152. Retrieved from https://publikasiilmiah.ums.ac.id/xmlui/handle/11617/325
Hutagaol, R. R., & Hardwinarto, S. (2011). Pengaruh perubahan tata guna lahan terhadap debit limpasan pada Sub DAS Sepauk Kabupaten Sintang Kalimantan Barat. Jurnal Kehutanan Tropika Humida, 4(1), 111–115. Retrieved from http://jurnalkehutanantropikahumida.zohosites.com/files/Ria, Sigit.pdf
Junaidi, E., & Tarigan, S. D. (2011). Pengaruh hutan dalam pengaturan tata air dan proses sedimentasi daerah aliran sungai (DAS): Studi Kasus di DAS Cisadane. Jurnal Penelitian Hutan Dan Konservasi Alam, 8(2), 155–176. Retrieved from http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPHKA/article/view/1056
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. (2017). Statistik lingkungan hidup dan kehutanan tahun 2016. Jakarta.
Lipu, S. (2010). Analisis pengaruh konversi hutan terhadap larian permukaan dan debit Sungai Bulili, Kabupaten Sigi. Media Litbang Sulteng, 3(1), 44–50. Retrieved from http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/MLS/article/view/70/63
Nugraha, I. (2017). Estimasi debit puncak Sub DAS Sail menggunakan integrasi data penginderaan jauh dan sistem informasi geografi. Jurnal Saintis, 17(1). Retrieved from https://www.researchgate.net/profile/Idham_Nugraha/publication/319454455
Pawitan, H. (2004). Perubahan penggunaan lahan dan pengaruhnya terhadap hidrologi daerah aliran sungai. Laboratorium Hidrometeorologi FMIPA IPB, Bogor, 65–80. Retrieved from https://www.researchgate.net/profile/Hidayat_Pawitan/publication/237486643
Pramono, I.B. & Wahyuningrum, N. (2010). Luas optimal hutan jati sebagai pengatur tata air di daerah aliran sungai (DAS) berbahan induk kapur (Jurnal Penelitian Hutan Dan Konservasi Alam, VII(5), 459–467.
Pramono, I. B., & Wijaya, W. W. (2012). Hubungan antara debit puncak dengan lama hujan, tebal hujan, dan intensitas hujan di Sub DAS Berhutan Jati, Kabupaten Blora. In Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (pp. 442–450). Semarang: Program Studi IImu Lingkungan Program Pascasarjana Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia. Retrieved from http://dassolo.litbang.menlhk.go.id/penelitian/publikasi/tahun/2012/unduh/479
Pudjiharta, A. (2008). Pengaruh pengelolaan hutan pada hidrologi (Influences of forest management on hydrology). Info Hutan, 5(2), 141–150. Retrieved from http://forda-mof.org/files/05_Pudjiharta_klm(edited).pdf
Raharjo, P. D. (2009). Perubahan penggunaan lahan DAS Kreo terhadap debit puncak dengan aplikasi penginderaan jauh. Jurnal RISET Geologi Dan Pertambangan, 2(2), 69–84. http://doi.org/10.14203/risetgeotam2009.v19.24
Ridzki P, A. (2012). Aplikasi model tangki dan pendugaan erosi dengan metode musle berbasis data spas di Sub DAS Sibarasok Gadang Kabupaten Padang Pariaman. IPB. Retrieved from http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/57715
Sridaryanti, I. (2008). Pendugaan sedimentasi dengan metode musle (Modification of universal soil loss equation) di Situ Cikaret – Cibinong, Bogor. IPB. Retrieved from https://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/13994
Wahid, A. (2009). Analisis faktor-faktor Yang mempengaruhi debit Sungai Mamasa Sulawesi Selatan. Jurnal Sains Dan Teknologi, 6(1), 41–58. Retrieved from http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/SMARTEK/article/view/606
Widyaningsih, I. W. (2008). Pengaruh perubahan tata guna lahan di Sub DAS Keduang ditinjau dari aspek hidrologi. Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Retrieved from https://eprints.uns.ac.id/6376/
DOI: https://doi.org/10.20886/jppdas.2018.2.2.123-136
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2019 Jurnal Penelitian Pengelolaan Daerah Aliran Sungai
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Published by:
Cooperation the Center for Implementation of Standards for Environmental and Forestry Instruments Solo (BPSILHK Solo) with the Indonesian Soil and Water Conservation Society (MKTI)
eISSN : 2579-5511, pISSN : 2579-6097
Secretary:
The Center for Implementation of Standards for Environmental and Forestry Instruments Solo (BPSILHK Solo)
Jl. Jend A. Yani-Pabelan, Kartasura Po.BOX 295 Surakarta 57102
Phone.(0271) 716709 ; Fax(0271) 716959;
Email : sekred.jppdas@gmail.com
Website : http://dassolo.litbang.menlhk.go.id/
Copyright : Jurnal Penelitian Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (Journal of Watershed Management Research)