THE FEASIBILITY OF VILLAGE FOREST PROGRAM IN TANJUNG AUR II VILLAGE, PINO RAYA SUBDISTRICT, SOUTH BENGKULU REGENCY
Abstract
officials of the Village; 4) the implementation strategy of village forest program that suitable for Tanjung Aur II was a competitive strategy or diversification (S-T strategy), with the main priority of the strategy, among others by seeking and asking for support from relevant stakeholders or other parties who had capacity and capability to undertake facilitation and assistance.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Adisasmita, R. (2006). Membangun desa partisipatif. Yogyakarta: Graha Ilmu. Anantanyu, S. (2011). Kelembagaan petani: Peran dan strategi pengembangan Kapasitasnya. Jurnal SEPA, 7(2), 102-109.
Borrini-Feyerabend, G. (2003). Injustice and conservation is “local support” necessary for sustainable protected areas? Journal of Policy Matters, 12, 92-101. https://doi.org/10.1007/s13398-014-0173-7.2.
BPS. (2010). Data spasial sketsa wilayah administrasi desa dan kelurahan di Provinsi Bengkulu (data). Jakarta: Forum GIS. BPS Kabupaten Bengkulu Selatan. (2013). Bengkulu Selatan dalam angka 2013. Manna: Badan Pusat
Statistik Kabupaten Bengkulu Selatan (BPS Kab BS).
Brunner, J., Seymour, F., & Badenoch, N. (1999). Forest problems and law enforcement in Southeast Asia: role of local communities. Retrieved February 5, 2015, from http:// www.mekonginfo.org/assets/midocs/0001561-environment-forest-problems-and-law-enforcement-in-southeastasia-the-role-of-local-communities.pdf.
Cahyono, E. (2012). Konflik kawasan konservasi dan kemiskinan struktural. Jurnal Politika, 8(1), 7-41.
David, F. R. (2009). Manajemen strategis konsep. (P. Wuriarti, Ed.) (12th ed.). Jakarta: Salemba Empat.
Dit BPS Kemenhut. (2015). Basis data hutan desa per 2 Januari 2015 (data). Jakarta: Direktorat Bina Perhutanan Sosial Kementerian Kehutanan
(unpublished).
Dwiprabowo, H., Mulyaningrum, & Suwarno, E. (2013). Organisasi belajar dan implementasi kebijakan hutan kemasyarakatan (HKm). Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan, 10(2), 85-98.
Ekawati, S. (2013). Evaluasi implementasi kebijakan desentralisasi pengelolaan hutan produksi. Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan, 10(3), 187-202.
Febriani, D. (2012). Evaluasi proses implementasi kebijakan hutan tanaman rakyat di Kabupaten Sarolangun Jambi. (Disertasi). Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Gautama, I. (2007). Studi sosial ekonomi masyarakat pada sistem agroforestry di Desa Lasiwala Kabupaten Sidrap. Jurnal Hutan dan Masyarakat, 2(3), 319-328.
Grootaert, C., Narayan, D., Jones, V. N., & Woolcock, M. (2004). Measuring social capital: An integrated questionnaire. (World Bank Working Paper).
Washington D.C.: The World Bank. https://doi.org/10.1596/0-8213-5661-5.
Jusuf, Y., & Rauf, F. (2011). Studi pengusulan hutan desa di Desa Bonto Marannu Kecamatan Ulu Ere Kabupaten Bantaeng. Jurnal Hutan dan Masyarakat, 1(2), 79-91.
Kartodihardjo, H. (2007). Di balik kerusakan hutan dan bencana alam: Masalah transformasi kebijakan kehutanan. Jakarta: YKHI.
Kemitraan. (2011). Mendorong percepatan program hutan kemasyarakatan dan hutan desa. Partnership Policy Paper No. 4/2011.
Lacuna-Richman, C. (2012). Growing from seed: An introduction to social forestry. Finland: Springer.
Magdalena. (2013). Peran hukum adat dalam pengelolaan dan perlindungan hutan di Desa Sesaot, Nusa Tenggara Barat dan Desa Setulang, Kalimantan Timur. Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan, 10(2), 110-121.
Maring, P. (2013). Transformasi konflik menuju kolaborasi: Kasus resolusi konflik penguasaan hutan. Jurnal Insani, 1(14), 51-60.
Miles, M. B., & Huberman, M. a. (1994). Qualitative data analysis: An expanded sourcebook. Evaluation and Program Planning (2nd ed., Vol. 19). California: SAGE Publications Inc. https://doi.org/10.1016/0149-7189(96)88232-2.
Peraturan Pemerintah Nomor 6 tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan serta Pemanfaatan Hutan.
Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.89/Menhut-II/2014 tentang Hutan Desa.
Prasetyo, A. (2011). Modul dasar sistem informasi geografis. Bogor: Lab. Analisis Lingkungan dan Permodelan Spasial Dep. KSHE, Fahutan IPB.
Prasetyo, B. A. (2013). Serba serbi hutan desa. Retrieved August 17, 2015, from http://bp2sdmk.dephut.go.id/emagazine/index.php/teknis/1-serbaserbi-hutan-desa.html.
Premono, B. T., & Lestari, S. (2013). Analisis finansial agroforestri Kayu Bawang (Dysoxilum mollissimum Blume) dan kebutuhan lahan minimum di Provinsi Bengkulu. Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan, 10(4), 211-223.
Raharja, S. J. (2010). Pendekatan kolaboratif dalam pengelolaan Daerah Aliran Sungai Citarum. Jurnal Bumi Lestari, 10(2), 222-235.
Rangkuti, F. (1997). Analisis SWOT: Teknik membedah kasus bisnis, cara perhitungan bobot, rating, dan OCAI. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Reed, M. S., Graves, A., Dandy, N., Posthumus, H., Hubacek, K., Morris, J., … Stringer, L. C. (2009). Whos in and why? A typology of stakeholder
analysis methods for natural resource management. Journal of Environmental Management, 90(5),1933-1949. https:// doi.org/10.1016/
j.jenvman.2009.01.001.
Ruhimat, I. S. (2013). Model peningkatan partisipasi masyarakat dalam implementasi kebijakan kesatuan pengelolaan hutan: Studi kasus di KPH
Model Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan. Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan, 10(3), 255-267.
Sahide, M. A. K. (2011). Membangun hutan desa, 10 tips bagi fasilitator. (A. Santosa, Ed.). Bogor: FKKM dan Ford Foundation.
Silverstein, D., Samuel, P., & DeCarlo, N. (2009). The innovators toolkit: 50+techniques for predictable and sustainable organic growth. New Jersey: John Wiley and Sons Inc.
Singarimbun, M., Effendi, S., Hagul, P., Manning, C., Singarimbun, I., Ancok, D., … Tukiran. (2006). Metode penelitian survei. (M. Singarimbun & S. Effendi, Eds.). Jakarta: LP3ES.
Subarna, T. (2011). Faktor yang memengaruhi masyarakat menggarap lahan di hutan lindung: Studi kasus di Kabupaten Garut Jawa Barat. Jurnal
Sosial dan Ekonomi Kehutanan, 8(4), 265-275.
Sugiyono. (2009). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R & D. Bandung: CV. Alfabeta.
Sugiyono. (2013). Metode penelitian kombinasi (mixed methods). Bandung: CV. Alfabeta.
Sumanto, S. E. (2009). Kebijakan pengembangan perhutanan sosial dalam perspektif resolusi konflik. Analisis Kebijakan Kehutanan, 6(1), 13-25.
Suporahardjo, Ramirez, R., Daniels, S. E., Walker, G. B., Grimble, R., Chan, M., … Fisher, R. J. (2005). Manajemen kolaborasi: Memahami pluralisme membangun konsensus. (Suporahardjo, Ed.). Bogor: Pustaka Latin.
Tadjudin, D. (2000). Manajemen kolaborasi. Bogor: Pustaka Latin.
Winara, A., & Mukhtar, A. S. (2011). Potensi kolaborasi dalam pengelolaan Taman Nasional Teluk Cenderawasih di Papua. Jurnal Penelitian Hutan
dan Konservasi Alam, 8(3), 217-226.
Undang Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan.
Wiyono, E. B., & Santoso, H. (2009). Hutan desa: Kebijakan dan Mekanisme kelembagaan. Jakarta: Working Group Pemberdayaan Departemen Kehutanan.
DOI: https://doi.org/10.20886/jpsek.2016.13.2.85-106
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2016 Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan Indexed by:
...More
Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan (JPSEK)
eISSN : 2502-4221 pISSN : 1979-6013
JPSEK is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.