Konservasi Kawasan Pesisir dengan Tanaman Nyamplung
Abstract
Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki banyak gugusan pulau dengan kawasan pesisir yang luas. Kawasan pesisir ini merupakan kawasan yang fragile (rawan) terhadap kerusakan. Karakteristik lahan pantai kurang mendukung untuk tumbuhnya berbagai jenis vegetasi. Sementara pertambahan jumlah penduduk dan pembangunan regional yang kurang mempertimbangkan asas kelestarian lingkungan hidup menyebabkan hutan pantai mulai mengalami kerusakan. Kerusakan tersebut akan menimbulkan kerugian yang tidak sedikit bahkan dapat membahayakan penduduk yang bermukim di sekitar kawasan pesisir. Oleh karena itu diperlukan pengelolaan yang tepat agar kawasan pesisir terhindar dari kerusakan. Salah satu usaha untuk memperbaiki kawasan pesisir adalah melakukan rehabilitasi melalui penanaman kawasan pesisir dengan tanaman-tanaman pantai yang cocok dan memberikan hasil bagi masyarakat. Tanaman nyamplung dengan segala kelebihan dan manfaat yang dimilikinya merupakan salah satu tanaman pantai yang cocok untuk digunakan sebagai tanaman rehabilitasi kawasan pesisir. Tanaman nyamplung mudah tumbuh dan penanamannya dapat dikombinasikan dengan tanaman spesies pantai yang lain. Rehabilitasi kawasan pesisir dengan tanaman nyamplung diharapkan dapat meningkatkan fungsi/lindungan kawasan pesisir dari kerusakan dan bermanfaat ekonomis bagi masyarakat di sekitar pesisir.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Bustomi, S., Rostiwati, T., Sudrajat, R., Leksono, B., Kosasih, S., I. Anggreani., 2008. Nyamplung (Calophyllum inophyllum L.) Sumber Energi Biofuel Yang Potensial. ISBN : 978-979-8452-23-9. Jakarta : Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan.
Dahuri, R., Rais, J., Ginting, S. P., & M. J. Sitepu. 2001. Pengelolaan Sumber Daya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. Jakarta : PT Pradnya Paramita.
Durand, S. S. 2010. Studi potensi sumberdaya alam di kawasan pesisir Kabupaten Minahasa selatan. Jurnal Perikanan dan Kelautan, VI (1), 1-7.
Ewusie, J.Y. 1990. Pengantar Ekologi Tropika; Membicarakan alam tropika Afrika, Asia, Pasifik, dan Dunia Baru. Bandung: Penerbit ITB.
Hadi, W. A. 2009. Pemanfaatan minyak biji nyamplung (Calophyllum inophyllum L.) sebagai bahan bakar minyak pengganti solar. Jurnal Riset Daerah, 8 (2), 1044-1052.
Heryati, Y. 2007. Nyamplung. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan Tanaman. Website:http://forplan.or.id/images/File/ Apforgen/flyer/nyamplung%20flyer.pdf Diakses tanggal 16 Desember 2012.
Indrawanto, C., Prastowo, B., Karmawati, E., D. Efendi. 2009. Prospek nyamplung sebagai bahan bakar nabati dan pakan. Media Bahan Bakar Nabati dan Perkebunan, Infotek Perkebunan Vol. 1 (8), 29. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor.
Kholiq, N. 2012. Cerah, Prospek Biodiesel Tanaman Nyamplung. Suara Merdeka, 15 Maret 2012. Website : www.suaramerdeka.com. Diakses tanggal 16 Desember 2012
Mile, M.Y. 2007. Pengembangan spesies pantai untuk rehabilitasi dan perlindungan kawasan pantai pasca tsunami. Info Teknis, 1 (2). 1 - 8. Balai Besar Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan. Yogyakarta.
Prabakaran, K., & Britto, S. J., 2012. Biology,Agroforestry and Medicinal Value of Callophyllum inophyllum L. (Clusiacea): A Review. International Journal of Natural Product Research , I(2):24-33 Website : http://www.urpjournals.com. Diakses tanggal 16 Desember 2012
Pitopang, R., Ismet, K., Aiyen, T., & In'am, B. F. 2008. Pengenalan Jenis-jenis Pohon Yang Umum di Sulawesi. Palu: UNTAD PRESS.
Rostiwati, T., Heryati, Y., & Mile, Y. 2007. Upaya Penanaman Nyamplung (Callophyllum Spp) Sebagai Pohon Potensial Penghasil HHBK. Website : http://www.isjd.pdii.lipi.go.id. Didownload pada tanggal 16 Desember 2012
Simanungkalit, R.D.M., Suriadikarta,A.D., Saraswati,R., Setyorini D., & W. Hartatik. Pupuk Organik dan Pupuk Hayati. ISBN 978-979-9474-57-5. Bogor : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian.
Tuheteru, F. D. 2008. Hakekat Hutan Pantai Indonesia. Majalah Kehutanan Indonesia Edisi II Tahun 2008. Jakarta: Departemen Kehutanan
Tuheteru, F. D., & Mahfudz. 2012. Ekologi, Manfaat dan Rehabilitasi Hutan Pantai Indonesia. ISBN 978-602-96800-2-7. Manado: Balai Penelitian Kehutanan Manado.
Wibowo, S., Syafii, W., & Pari, G. 2010. Karakteristik arang aktif tempurung biji nyamplung (Calophyllum inophyllum Linn). Jurnal Penelitian Hasil Hutan , 28 (1), 43-54.
DOI: https://doi.org/10.20886/buleboni.5001
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2018 Buletin Eboni
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Indexed by: