POLA DAN EVALUASI PENGGUNAAN LAHAN DI SEMPADAN SUNGAI CINANGKA, SUB DAERAH ALIRAN SUNGAI CIMANUK HULU (Pattern and evaluation of land use in Cinangka Buffer Zone, Upper Cimanuk Sub Watershed)
Abstract
ABSTRACT
In general, watershed problems are caused by two factors namely natural factors such as rainfall, slopes and soil types and human factors such as policy and socio-economic factors. This study aims to evaluate the existing land use compared to Regional Spatial Planning of Garut in the buffer zone of Cinangka River, which is part of the Upper Cimanuk sub watershed. This research is expected to contribute to the watershed management knowledge and offer an alternative model for watershed management based on dynamic socio-economic conditions. Primary data collection was conducted through field surveys and interviews to the selected farmers whose land were in the selected areas. The interviews were to find out the reasons for planting the chosen crops. An observation plot of 50 meters for each river boundary as long as 1 km, were made to evaluate the land use. Therefore, total area of observation was 100.000 m2 or 10 hectare (ha). The study area is dominated by monoculture farming, which is 62% of the total area. Other land uses include bare land and shrubs (13.2%), agroforestry (12.3%), forest trees (trees & MPTS) (11.6%), and other types of land use (1%). The use of monoculture agriculture in this area is not accordance to the Regional Spatial Plans (RTRW) of Garut Regency in 2011-2031, which allocates the area of Cinangka sub watershed as community forest cultivation.
Keywords: agroforestry; land use; monoculture farm; Cinangka River
ABSTRAK
Penyebab utama permasalahan Daerah Aliran Sungai (DAS) secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua faktor yakni faktor alam seperti curah hujan, kelerengan dan jenis tanah dan faktor manusia seperti faktor kebijakan dan sosial ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan lahan terhadap kesesuaian RTRW Kabupaten Garut di sempadan Sungai Cinangka, yang masuk dalam Sub DAS Cimanuk Hulu. Hasil penelitian diharapkan dapat meningkatkan khasanah dan menjadi masukan perbaikan bagi ilmu pengelolaan DAS sekaligus memberi alternatif model pengelolaan DAS berdasarkan kondisi sosial ekonomi yang dinamis. Pengumpulan data primer dilakukan dengan survei lapangan dan wawancara dilakukan dengan petani yang lahannya masuk dalam areal pengukuran, untuk mengetahui alasan mereka menanam jenis tanaman tertentu. Untuk mengevaluasi penggunaan lahan di sempadan Sungai Cinangka dilakukan dengan membuat plot sepanjang 1 km, dan masing-masing 50 m tepi kanan dan kiri sungai sehingga luas total area pengamatan adalah 100.000 m2 atau 10 hektar (ha). Pertanian monokultur mendominasi pola penggunaan lahan di sempadan Sungai Cinangka, Sub DAS Cimanuk Hulu dengan jumlah penggunaan lahan sekitar 62% dari total area. Penggunaan lahan lainnya meliputi lahan terbuka dan semak (13,2%), agroforestri (12,3%), tanaman kehutanan (pohon & MPTS) (11,6%), dan jenis penggunaan lain-lain (1%). Penggunaan lahan pertanian monokultur di daerah ini tidak sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Garut Tahun 2011-2031 yang menetapkan kawasan Sub DAS Cinangka dalam kawasan budidaya hutan rakyat.
Kata kunci: agroforestri; penggunaan lahan; pertanian monokultur; Sungai CinangkaKeywords
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
[BPS] Badan Pusat Statistik Kabupaten Garut. (2017). Kabupaten Garut Dalam Angka 2017. Garut.
[Dirjen SDA Departemen PU] Direktorat Jendral Sumberdaya Air Departemen Pekerjaan Umum. (2009). Profil Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk Cisanggarung.
Adimihardja, A. (2006). Strategi Mempertahankan Multifungsi Pertanian Di Indonesia. Jurnal Litbang Pertanian, 25(3), 99–105.
Asdak, C. (2004). Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (Vol. 1). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Caya, Gunawan, T., Suprodjo, S. W., & Muta’Ali, E. L. (2014). Optimalisasi Penggunaan Lahan Untuk Agroforestri di Daerah Aliran Sungai Cimanuk Propinsi Jawa Barat. Jurnal Teknosains, 4(1), 39–53. doi:https://doi.org/10.22146/teknosains.6047
Departemen Kehutanan. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 52/KptsII/2001. Pedoman Penyelenggaraan Pengelolaan Sungai (2011).
Departemen Pekerjaan Umum. (2004). Penyusunan Arahan Pemanfaatan Ruang di DAS Batanghari.
Dewi, I. G. A. S. U., Trigunasih, N. M., & Kusmawati, T. (2012). Prediksi Erosi dan Perencanaan Konservasi Tanah dan Air pada Daerah Aliran Sungai Saba. E-Jurnal Agroekoteknologi Tropika, 1(1), 12–23.
Dinas Kehutanan Propinsi Jawa Barat. (2016). Statistik Kehutanan Propinsi Jawa Barat Tahun 2016. Bandung.
Duaja, W. (2012). Pengaruh Pupuk Urea, Pupuk Organik Padan dan Cair Kotoran Ayam Terhadap Sifat Tanah, Pertumbuhan dan Hasil Selada Keriting di Tanah Inceptisol. Jurnal Fakultas Pertanian, 1(4), 236–246.
Firdaus, R., Nakagoshi, N., Idris, A., & Raharjo, B. (2014). The Relationship Between Land Use/Land Cover Change and Land Degradation of a Natural Protected Area in Batang Merao Watershed, Indonesia. In Designing Low Carbon Societies in Landscapes (pp. 239–251).
Hairiah, K., Sardjono, M. A., & Sabarnurdin, S. (2003). Pengantar Agroforestri. Bahan Ajaran.
Hidayat, M. R. (2015). Kajian Pola Pertanian dan Upaya Konservasi di Dataran Tinggi Dieng Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo. Universitas Negeri Semarang.
Idjudin, A. A. (2011). Peranan Konservasi Lahan Dalam Pengelolaan Perkebunan. Jurnal Sumberdaya Lahan, 5(2), 103–116.
Junaedy, E. (2013). Peranan Penerapan Agroforestry Terhadap Hasil Air Daerah Aliran Sunga Cisadane. Jurnal Penelitian Agroforestry, 1(1), 41–53.
Manik, T. R., Adrianto, D. W., & Subagiyo, A. (2013). Kajian Kawasan Agropolitan Seroja Kabupaten Lumajang. Jurnal Tata Kota Dan Daerah, 5(1), 65–76.
Masnang, A., Sinukaban, N., Sudarsono, & Ginting, N. (2014). Kajian Tingkat Aliran Permukaan dan Erosi Pada Berbagai Tipe Penggunaan Lahan di Sub DAS Jeneberang Hulu. Jurnal Agroteknos, 4(1), 32–37.
Matatula, J. (2009). Upaya Rehabilitasi Lahan Kritis dengan Penerapan Teknologi Agroforestry Sistem Silvopastural di Desa Oebola, Kecamatan Fatuleu, Kabupaten Kupang. Inotek, 13(1), 63–74.
Nariratih, I. M. M. B., Damanik, G., & Sitanggang. (2013). Ketersedaan Nitrogen Pada Tiga Jenis Tanah Akibat Pemberian Tiga Bahan Organik dan Serapannya Pada Tanaman Jagung. Jurnal Online Agroekoteknologi, 1(3), 479–488.
Novitasari, D. (1997). Studi “Bench Mark” Proyek Konservasi dan Pengembangan Daerah Aliran Sungai (DAS) Cimanuk Hulu (Studi Kasus di DesaTenjonagara, Kecamatan Wanaraja, Kabupaten Garut, Propinsi Jawa Barat). Skripsi. Institut Pertanian Bogor.
Nuraeni, Sugiyanto, & Zaenal. (2013). Usaha Tani Konservasi di hulu DAS Jeneberang. Jurnal Manusia Dan Lingkungan, 20(2), 173–183.
Prasmatiwi, F. E., Irham, A., Suryantini, & Jamhari. (2011). Kesediaan Membayar Petani Kopi Untuk Perbaikan Lingkungan. Jurnal Ekonomi Pembangunan, 12(2), 187–199. doi: https://doi.org/10.23917/jep.v12i2.192.
Prawiradisastra, S. (2012). Analisis Morfologi dan Geologi Bencana Tanah Longsor Di Desa Ledoksari Kabupaten Karanganyar. Jurnal Sains Dan Teknologi Indonesia, 10(2).
Rachman, I. A., Djuniwati, S., & Idris, K. (2008). Pengaruh Bahan Organik dan Pupuk NPK Terhadap Serapan Hara dan Produksi Jagung di Inceptisol Ternate. Jurnal Tanah Dan Lingkungan, 10(1), 7–13.
Setyorini, A., Khare, D., & Pingale, S. M. (2017). Simulating the impact of land use/land cover change and climate variability on watershed hydrology in the Upper Brantas basin, Indonesia. Applied Geomatics, 9(3), 191–204. doi: https://doi.org/10.1007/s12518-017-0193-z.
Susetyaningsih, A. (2012). Pengaturan Penggunaan Lahan di Daerah Hulu DAS Cimanuk Sebagai Upaya Optimalisasi Pemanfaatan Sumberdaya Air. Jurnal Penelitian Jurnal STT-Garut, 10(1).
Sutapa, I. W. (2010). Analisis potensi erosi pada daerah aliran sungai (DAS) DI Sulawesi Tengah. SMARTek, 8(3), 169–181.
Sutrisno, N., & Heryani, N. (2013). Teknologi Konservasi Tanah Dan Air Untuk Mencegah Degradasi Lahan Pertanian Berlereng. Jurnal Litbang Pertanian, 32(3), 122–130.
Suwarto, Suwarto, & Anantanyu, S. (2012). Model Partisipasi Petani Lahan Kering Dalam Konservasi Lahan. Jurnal Ekonomi Pembangunan, 13(2), 218–234. doi: https://doi.org/10.23917/jep.v13i2.170
van Noordwijk, M., Agus, F., K.Hairiah, Pasya, G., Verbist, B., & Farida. (2004). Peranan Agroforestri dalam Mempertahankan Fungsi Hidrologi Daerah Aliran Sungai (DAS). Agrivita 26(1), 1–8.
Wahyudi. (2014). Teknik Konservasi Tanah serta Implementasinya pada Lahan Terdegradasi dalam Kawasan Hutan. Jurnal Sains Dan Teknologi Lingkungan, 6(2), 71–85. doi: https://doi.org/10.20885/jstl.vol6.iss2.art1
Widiyanto, A. (2013). Agroforestry dan Peranannya dalam Mempertahankan Fungsi Hidrologi dan Konservasi. Albasia 9(2), 55–68.
Zhan, R., Xu, X., Liu, M., Zhang, Y., Xu, C. Yi, R. and Luo, W. (2018). Comparing Evapotranspiration Characteristics And Environmental Controls For Three Agroforestry Ecosystems In A Subtropical Humid Karst Area. Journal of Hydrology, 563, 1042–1052. doi: https://doi.org/10.1016/j.jhydrol.2018.06.051
DOI: https://doi.org/10.20886/jppdas.2018.2.1.61-72
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2018 Jurnal Penelitian Pengelolaan Daerah Aliran Sungai
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Published by:
Cooperation the Center for Implementation of Standards for Environmental and Forestry Instruments Solo (BPSILHK Solo) with the Indonesian Soil and Water Conservation Society (MKTI)
eISSN : 2579-5511, pISSN : 2579-6097
Secretary:
The Center for Implementation of Standards for Environmental and Forestry Instruments Solo (BPSILHK Solo)
Jl. Jend A. Yani-Pabelan, Kartasura Po.BOX 295 Surakarta 57102
Phone.(0271) 716709 ; Fax(0271) 716959;
Email : sekred.jppdas@gmail.com
Website : http://dassolo.litbang.menlhk.go.id/
Copyright : Jurnal Penelitian Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (Journal of Watershed Management Research)